Setelah Masker dan Hand Sanitizer, Rempah-Rempah Jadi Barang Langka di Bogor

Saking banyaknya warga Bogor yang membeli, terjadi kelangkaan temu lawak dan jahe merah di pasar.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 06 Mar 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 20:00 WIB
Warga Bogor borong temu lawak dan jahe merah untuk tangkal virus corona (Achmad Sudarno)
Warga Bogor borong temu lawak dan jahe merah untuk tangkal virus corona (Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Usai Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa dua warga Depok terjangkit virus corona atau Covid-19, warga pun beramai-ramai membeli rempah-rempah, seperti temu lawak, jahe, dan kunyit. Komoditas tersebut diyakini mampu mencegah penularan virus corona.

Di Kota Bogor misalnya, temu lawak, jahe, dan kunyit sulit ditemui di sejumlah pasar tradisional. Kendati pun masih ada yang menjual, harganya meroket hingga 100 persen.

Untuk harga jahe merah, biasanya menjual seharga Rp30 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp60 ribu per kilogram. Untuk temu lawak, dari Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram. Begitu pula harga kunyit, dari Rp10 ribu per kilogram kini menjadi Rp20 ribu per kilogram.

"Karena permintaan sangat tinggi, harga pun ikut naik. Kita juga susah dapatnya, karena diborong duluan sama pedagang eceran lainnya," kata Mursal (45), pedagang rempah-rempah di Pasar Bogor, Kamis, 5 Maret 2020.

Menurutnya, peningkatan penjualan terjadi sejak Presiden Jokowi mengumumkan dua warga Depok terpapar virus corona. Hal ini kemudian menyebabkan harga rempah-rempah meroket hingga bekali-kali lipat.

"Misalnya temu lawak, sehari bisa menjual 20 kilogram dari biasanya yang cuma terjual 5 kilogram. Peningkatan penjualannya hampir sama dengan kunyit dan jahe merah. Tapi paling laku jahe merah, sekarang saja di tempat saya kosong," bebernya.

Senada juga diutarakan Asmuri (54), pedagang rempah-rempah lainnya. Sejak virus Covid-19 masuk ke Indonesia, tak sedikit warga yang memborong jahe merah, kunyit, dan temu lawak di tempatnya.

"Rata-rata seorang bisa membeli 5 kg. Pembelinya mulai warga biasa sampai Tionghoa. Bilangnya sih supaya enggak keserang virus corona. Karena kan rempah-rempah ini khasiatnya banyak, untuk jaga daya tahan tubuh," dia menerangkan.

Asmuri mengaku, biasanya ia hanya mampu menjual bahan utama jamu rata-rata 10 kg per hari. Setelah virus corona menjangkit warga Depok, penjualannya meningkat tajam. Untuk jahe merah, sehari ia mampu menjual 50 kg. Sedangkan temu lawak, sehari dia menjual 20 kg.

"Sebelum ramai corona, 50 kg itu baru terjual habis selama lima hari," ujar Asmuri.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya