Liputan6.com, Bandung - Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi menegaskan Operasi Ketupat Lodaya 2020 tetap dilaksanakan. Operasi yang berlangsung selama 38 hari itu akan fokus melarang warga mudik di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Terhitung sejak hari ini, Jumat (24/4/2020), Operasi Ketupa Lodaya digelar. Adapun operasi ini baru berakhir pada 30 Juni 2020 mendatang.
"Tujuan dari Operasi Ketupat Lodaya ini salah satunya adalah melarang masyarakat untuk mudik Lebaran 2020 atau Idulfitri guna mencegah penyebaran Covid-19," ujar Rudy.
Advertisement
Rudy juga mengaku pihaknya akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang situasi wabah saat ini. Jenis operasi pemeliharaan Kamtibmas akan mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif.
“Serta didukung kegiatan penegakan hukum dan bantuan operasi dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan pelarangan mudik guna mencegah penyebaran wabah Covid-19 sehingga masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan rasa aman dan nyaman," katanya.
Baca Juga
Selain larangan mudik, Rudy mengatakan Polda ingin menjamin rasa aman masyarakat menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idulfitri serta terhindar dari wabah pandemi Covid-19.
Ia juga mengatakan bahwa semua tidak pernah punya pengalaman dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Maka dari itu, ia berharap semua lapisan masyarakat mengikuti pedoman yang telah disampaikan pemerintah serta mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti arahan pemerintah.
Terkait jumlah personel yang dilibatkan dalam Operasi Ketupat Lodaya 2020 dari Polri sebanyak 17.271 personel, TNI dan instansi terkait 12.614 personel. Jumlah keseluruhan mencapai 29.885 personel.
"Pada Operasi Ketupat Lodaya 2020, Polda Jabar dan jajaran menggelar 1.460 pos Ops Ketupat Lodaya yang terdiri dari 246 pos pengamanan, 47 pos pelayanan, 212 pos pembatasan/penyekatan dan 955 pos gatur," papar Rudy.