Akhir Nahas Buaya Sungai Lakar Usai Memangsa Nelayan

Sejumlah warga Sungai Lakar, Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, menangkap seekor buaya yang telah menelan nelayan bernama Safri.

oleh M Syukur diperbarui 28 Apr 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 20:00 WIB
Buaya pemangsa nelayan yang ditangkap warga Kabupaten Siak setelah memakan nelayan asal Kabupaten Kepulauan Meranti.
Buaya pemangsa nelayan yang ditangkap warga Kabupaten Siak setelah memakan nelayan asal Kabupaten Kepulauan Meranti. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah warga Sungai Lakar, Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, menangkap seekor buaya pemangsa nelayan bernama Safri. Pria 55 tahun asal Kabupaten Kepulauan Meranti itu diserang ketika mencari ikan pada Minggu malam, 26 April 2020.

Dari video yang beredar, panjang buaya pemangsa manusia itu lebih dari tiga meter. Sejumlah warga terlihat menyeret puncak predator di air itu dengan tali dari rawa-rawa desa tersebut.

Tak lama kemudian, seorang pria mengambil sebilah parang dan mengiris inci demi inci kulit buaya hingga ke bagian perut. Warga menduga korban berada di perut buaya karena beberapa jam sebelumnya ditemukan potongan tangan di darat.

Dugaan warga ternyata benar. Dari video berdurasi sekitar 9 menit itu terlihat potongan kepala korban begitu warga membuka isi perut buaya. Seketika puluhan warga yang melihatnya langsung riuh.

"La ilaha illallah, la ilaha illallah," teriak warga.

Tak lama kemudian, seorang warga mengambil karung sebagai wadah tubuh korban yang sudah terpotong dan tercabik-cabik. Warga mulai mengeluarkan kepala, badan, dan dua kaki korban.

"Tangan cuman satu, berarti memang dia (korban)," ucap warga lainnya.

Kepala Bidang II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Heru Sutmantoro membenarkan adanya penangkapan buaya itu.

"Info ada warga dimangsa buaya baru diperoleh Senin pagi, sedangkan kejadiannya pada Minggu malam," kata Heru, Senin petang, 27 April 2020.

Menurut Heru, pada Juni 2019 juga ada kejadian buaya menyerang manusia di lokasi tersebut. Sejak kejadian itu, masyarakat diimbau tak beraktivitas di lokasi untuk mencegah jatuhnya korban lain.

Heru menduga korban tidak mengetahui daerah tersebut merupakan habitat buaya. Atas kejadian ini, Heru mengucapkan turut berbela sungkawa karena ada manusia menjadi korban serangan buaya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Disayangkan BKKSDA Riau

Buaya pemangsa manusia yang dibelah perutnya oleh warga setelah menyerang nelayan.
Buaya pemangsa manusia yang dibelah perutnya oleh warga setelah menyerang nelayan. (Liputan6.com/M Syukur)

Namun, Heru juga menyesalkan penangkapan dan pembantaian buaya karena satwa dimaksud dilindungi undang-undang. Ke depannya BBKSDA bakal menyurvei dan memantau keberadaan buaya muara supaya dapat dipetakan.

"Buaya muara dilindungi negara, akan dilakukan sosialisasi lagi kepada masyarakat di sekitar kantong buaya agar berhati-hati dan menghindari daerah itu," sebut Heru.

Informasi dirangkum, korban mencari ikan di lokasi pada Minggu pukul 19.00 WIB. Korban bersama nelayan lainnya berangkat dari rumahnya di Kabupaten Meranti dan langsung meletakkan alat penangkap ikan di sungai.

Korban Safri turun ke sungai sementara temannya tetap di atas sampan. Tak lama kemudian, Safri disambar buaya dan langsung diseret ke dasar sungai setelah melakukan perlawanan.

Teman korban tak bisa berbuat apa-apa dan langsung ke darat mencari bantuan warga sekitar. Pencarian dilakukan hingga potongan tangan korban ditemukan tak jauh dari lokasi.

Bersama warga sekitar dan masyarakat desa korban berasal, pencarian dilakukan menggunakan perahu tradisional hingga Senin siang. Buaya itu ditangkap dengan peralatan seadanya.

Setelah tertangkap, buaya dibawa ke darat memakai tali. Untuk memastikan apakah itu pemangsa korban, buaya itu dikeluarkan isi perutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya