Kisah Bayi Isyana, Meninggal Diduga Ditelantarkan RS Rujukan Covid-19

Bukannya mendapat perawatan, lanjut Rydha bayinya ditolak oleh paramedis di sana dengan alasan ruangan anak sudah penuh.

oleh Novia Harlina diperbarui 04 Mei 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 03:00 WIB
Ambulan RS Aisyiah Pariaman yang membawa bayi Isyana ke RSUP M Djamil Padang.
Ambulan RS Aisyiah Pariaman yang membawa bayi Isyana ke RSUP M Djamil Padang.

Liputan6.com, Padang - Pasangan Fery Hermansyah dan Rydha tak menyangka, bayi mungilnya Isyana dipanggil Yang Kuasa dalam usia satu bulan. Namun yang jadi penyesalan bagi mereka adalah, kematian buah hatinya diduga ditelantarkan oleh rumah sakit.

Ibunda Isyana, Rydha memposting foto dan kronologi lengkap ketika suaminya berjuang agar putri mereka mendapatkan perawatan medis di RSUP M Djamil Padang di akun media sosialnya.

Postingan itu kemudian viral dan dibanjiri komentar dari netizen. Kejadian ini bermula ketika Isyana menyusu pada ibunya pada 29 April 2020 tiba-tiba tersedak dan sesak napas.

"Isyana saya larikan ke Rumah Sakit Umum Aisyiyah Pariaman pukul 11.00 WIB," kata Rydha yang berasal dari Kota Pariaman, Minggu (3/4/2020).

Namun di rumah sakit tersebut, peralatan medis terbatas sehingga Isyana dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Rydha dan buah hatinya sampai di RSUP M Djamil pukul 14.00 WIB.

Bukannya mendapat perawatan, lanjut Rydha bayinya ditolak oleh paramedis di sana dengan alasan ruangan anak sudah penuh.

Sebelum berangkat ia sudah dapat informasi kalau ruangannya tidak penuh. Informasinya, bangsal anak dalam keadaan sepi, karena itu mereka memutuskan berangkat ke Padang.

Setelah itu, terjadi perdebatan alot, anaknya diterima namun paramedis menyampaikan harus melalui prosedur penanganan dengan pasien virus corona Covid-19.

"Bahkan, antara sesama tim medis RSUP M Djamil juga sempat ribut, salah seorang petugas RSUP M Djamil keberatan ada pasien anak yang dibawa ke ruangan Covid-19," ujarnya.

Namun sudah terlambat, buah hatinya dinyatakan meninggal pukul 17.00 WIB. Rydha menyesalkan perlakuan RSUP M Djamil tersebut, apalagi sampai ditelantarkan karena prosedur Covid-19. Padahal anaknya tersedak saat menyusu.

Bahkan, ketika anaknya sudah meninggal dunia, untuk pengurusan jenazah agar bisa dibawa pulang untuk pemakaman pun sulit.

"Jam 17.00 WIB anak saya meninggal, baru bisa dibawa ke luar pukul 21.00 WIB, itu juga harus ngotot dulu dengan petugas," dia menjelaskan.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Klarifikasi RSUP M Djamil

Dikrektur RSUP M Djamil Padang, Yusirwan.
Dikrektur RSUP M Djamil Padang, Yusirwan saat memberi klarifikasi soal meninggalnya bayi Isyana.

Menanggapi kejadian itu, Direktur RSUP M Djamil dr Yusirwan mengatakan pengiriman pasien bayi Isyana dari RS Aisyiyah Pariaman ke RSUP M Djamil Padang tidak sesuai dengan prosedur melalui SISRUTE.

Kesepakatan pihaknya dengan rumah sakit di Sumbar, bahwa merujuk pasien dari RS di Sumbar ke RSUP M Jamil harus melalui SISRUTE dan sebelumnya memperlihatkan foto ronsen dan hasil laboratorium.

Itu sebab, jika pasien sudah dinyatakan teridentifikasi dan diduga PDP virus corona Covid-19 pasien baru boleh di kirim ke RSUP M Jamil Padang. Hal itu agar pihak RS dapat menyiapkan penerimaan pasien di rumah sakit.

Menurut dia, pasien sampai di RSUP M djamil pukul 14.30 WIB dengan diagnosa Respiratory Syndrom ec. Bronkopneumonia dan pasien diterima oleh dokter jaga IGD.

Sebelumnya RS Aisyiah sudah mengirim SISRUTE namun tidak lengkap, dokter jaga pagi juga sudah meminta dokter jaga RS Aisyiyah Pariaman melengkapinya. Tetapi RS Aisyiyah tidak membalas SISRUTE dan langsung mengirim pasien tanpa konfirmasi ke RSUP M Djamil Padang.

Selanjutnya dokter jaga anak memeriksa pasien di atas ambulans dengan Alat Pelindung Diri (APD). Kondisi saat itu, bayi dalam keadaan sadar, sesak dan terpasang infus.

"Laju Napas sebanyak 50x per menit, terlihat retraksi epigastrium. Bayi digendong ayahnya saat diperiksa dalam ambulans," ucapnya.

Kemudian pasien direncanakan skrinning Covid-19, pasien diantar ke Isolasi Covid-19 dengan ambulans RS Aisyiyah setelah melakukan registrasi di IGD.

"Namun, keluarga pasien menolak melakukan pemeriksaan di Covid-19 dengan alasan bukan menderita penyakit corona," sebut direktur.

Petugas memberikan edukasi tentang alur penerimaan pasien dengan sesak napas dan tindakan selama skrinning. Namun, keluarga tetap menolak.

Setelah itu, diketahui orang tua pasien pergi ke arah luar RSUP M. Djamil Padang dengan menggunakan Ambulans RS Aisyiah dan juga membawa rekam medis pasien.

"Sekuriti IGD melihat mobil ambulans meninggalkan RSUP M Djamil menuju ke arah luar rumah sakit," ujarnya.

Sekitar pukul 16.20 WIB, pasien akhirnya kembali dan masuk ke ruang isolasi Covid-19, kondisinya napas pasien megap-megap dan tidak responsif, hingga bayi tersebut dinyatakan meninggal.

"Keluarga menolak untuk dilakukan tes swab mengambil sampel pemeriksaan virus corona," kata dia.

Dia juga mengatakan, sebetulnya terdapat beberapa permasalahan terutama soal lemahnya sistem rujukan dari rumah sakit jejaring dengan rumah sakit rujukan dalam hal ini RSUP Dr M Djamil Padang.

Rumah sakit jejering telah menyepakati mekanisme rujukan pasien ke rumah sakit ini. Apalagi terkait pasien Covid-19 baik itu yang berstatus ODP maupun PDP maupun kondisi lainnya. Pasien mesti disertai data pendahulu sebelum dirujuk.

"Kami akan terus mengupayakan perbaikan internal sehingga kasus-kasus, terkait respon terhadap terhadap pasien menjadi lebih cepat," Yusirwan menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya