Liputan6.com, Mamuju - Sebuah kapal feri mini milik Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang berada di Pulau Ambo, Desa Balak-balakang Timur kini hanya tinggal bangkai. Padahal kapal itu dulunya digadang-gadang menjadi sarana transportasi warga jika hendak keluar masuk pulau tersebut.
Mirisnya, kapal seharga Rp1,9 miliar yang dianggarkan tahun 2017 dan 2018 itu tak pernah sekalipun mengantar warga. Bagaimana tidak sejak tiba di pulau Ambo, kapal itu telah rusak dan tak bisa digunakan.Â
Kepala Desa Balak-balakang Timur, Mahmud Idris mengatakan, bangkai kapal itu sudah ada di Pulau Ambo sejak setahun yang lalu. Saat itu, keadaan kapal harus ditarik ke Pulau Ambo dari tengah lautan karena rusak.
Advertisement
Baca Juga
"Yang pasti kapal beroperasi kesini, sampai kesini terjadi sebuah masalah, karam karena baling-balingnya terjatuh, sampai beginilah jadinya," jelas Idris kepada Liputan6.com, Jumat (5/6/2020).
Kapal itu kini sama sekali tak bisa digunakan lagi lantaran badannya yang patah, atap dan bagian depannya pun telah hancur. Padahal, kapal itu sempat menjadi harapan bagi warga untuk mempermudah akses mereka bolak balik ke pusat kota.Â
"Harapan kami, tentu, kalau kapal ini tidak bisa digunakan, adalah penggantinya yang bisa menjadi sarana transportasi warga," harap Idris.
Idris mengungkapkan, pihak Pemkab Mamuju pernah datang ke Pulau Ambo untuk melihat kondisi kapal yang saat itu masih bagus. Saat itu, mereka berupaya untuk menyelamatkan kapal yang menelan biaya milliaran rupiah itu, namun tak pernah terjadi.
"Pernah ada pihak dari perhubungan yang datang untuk mengupayakan menyelamatkan kapal ini. Tapi, karena cuaca juga, sehingga tidak bisa diselamatkan ini kapal," ungkap Idris.