Liputan6.com, Dompu - Kebiasaan baru dalam memasuki era normal baru ramai-ramai didengungkan pemerintah. Salah satunya adalah penggunaan masker untuk meminimalisasi risiko penularan Corona Covid-19.
Namun, tahu kah kalau budaya menutup mulut dan hidung saat bepergian rupanya bukan lah suatu kebiasaan baru, terutama bagi warga Dompu, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, budaya ini telah mengakar sejak ratusan tahun dalam kehidupan masyarakat Dompu.
Advertisement
Baca Juga
Namanya rimpu mpida yang merupakan cara berpakaian warga Dompu untuk menutup aurat ketika bepergian. Layaknya ninja, rimpu mpida menutup sebagian wajah, termasuk hidung dan mulut.
Cara berpakaian ini sempat disuarakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat kepada warga sebagai upaya mencegah penularan Corona Covid-19.
Dalam sebuah poster yang beredar di WhatsApp grup SKPD Pemkab Dompu, tertulis "Mari bersama lawan corona, tetap di rumah, tunda ke Dukcapil bila tidak sangat urgen".
Tulisan lainnya, "Sukses melawan corona salah satunya adalah melakukan upaya jaga jarak, tidak saling bertemu, tidak berkumpul, atau social distancing measures".
Kemudian di bawah poster dijelaskan, bahwa bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah, dimaksudkan untuk menghindari penularan dan menularkan Corona Covid-19.
Terakhir, Dinas Dukcapil menyebut "Lawan corona cukup dengan rimpu mpida".
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bagaimana Penggunaan 'Rimpu Mpida'
Walaupun belum teruji secara medis bahwa dengan berbusana rimpu mpida dapat menangkal penyebaran virus corona covid-19, tetapi dengan pakaian rimpu mpida diharapkan bisa meminimalisasi penularan karena rimpu mpida bisa menghindari kontak langsung.
Rimpu merupakan salah satu jenis pakaian suku Mbojo yang ada di Pulau Sumbawa NTB, yang diperuntukkan bagi wanita muslimah. Rimpu bisa dikatakan sejenis jilbab yang bertujuan menutup aurat bagi wanita Muslim di daerah Bima dan Dompu.
Dalam memakai rimpu, dibutuhkan dua lembar kain sarung. Kain sarung pertama untuk bawahan yang dikenakan seperti kaum lelaki memakai sarung atau melipatkan sarung sampai pinggang (katente), kemudian sarung yang kedua untuk atasan seperti memakai jilbab.
Dalam adat dan budaya masyarakat Bima dan Dompu, rimpu ada dua jenis yakni rimpu mpida dan rimpu colo. Rimpu mpida pakaian untuk perempuan yang masih gadis, sedangkan rimpu colo untuk perempuan yang sudah berkeluarga.
Advertisement