Cara Unik Orang Cirebon Beri Nama pada Anak

Nama adalah doa namun dibalik pemberian nama biasanya memiliki makna harapan bahkan ciri khas daerah tanah kelahiran itu sendiri

oleh Panji Prayitno diperbarui 29 Agu 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2020, 00:00 WIB
Cara Unik Pemberian Nama Anak di Cirebon
Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto menjelaskan proses pemberian nama khas Cirebon berdasarkan penanda alam. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Nama adalah doa. Ungkapan tersebut kerap menjadi keyakinan dan harapan orangtua dalam setiap keputusannya memberikan nama kepada sang buah hati.

Banyak cara dilakukan orangtua dalam memberikan sebuah nama kepada anak. Seperti penggabungan nama orang tuanya, hingga pemberian nama anak yang identik dengan ciri khas daerah seperti di Cirebon.

"Kalau di Cirebon biasanya dari penanda alam bahkan ada nama akrab ketika si anak sudah besar dari serapan bahasa tubuh sampai kepada hitungan lahir," kata pemerhati budaya Cirebon Akbarudin Sucipto, Rabu (27/8/2020).

Akbar mencontohkan, pemberian nama yang melihat dari penanda alam yakni si ibu sedang berada di Masjid Agung saat sedang usia kandungannya sudah matang dan bayi siap dilahirkan.

Secara kebetulan, saat di Masjid Agung perut sang ibu sudah terasa sakit ingin melahirkan. Ketika anak lahir, orang tua memberikan nama Agung kepada anaknya.

"Nama Agung ketika itu si ibu sedang di Masjid Agung sebelum melahirkan anaknya," kata Akbar.

Akbar mengatakan, pemberian nama yang menggunakan unsur penanda alam tidak hanya diberikan kepada manusia. Melainkan penamaan tempat.

Dia menyebutkan, selain menggunakan unsur penanda alam. Pemberian nama anak khusus Cirebon dari pola hitungan ketika si anak lahir hingga tali pusar terputus.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Kamis dan Senin

Cara Unik Pemberian Nama Anak di Cirebon
Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto menjelaskan proses pemberian nama khas Cirebon berdasarkan penanda alam. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Misal si anak lahir hari Kamis sementara Puputan (tali pusar putus) pada hari Senin. Secara sponta orang tua bisa memasukkan nama Misnen kepada sang anak.

"Misnen asal kata dari Kamis dan Senin atau bahasa Cirebonnya Senen dan banyak lagi. Cirebon itu kan banyak " ujar Akbar.

Keyakinan bahwa nama adalah doa menjadi dasar bagi orang tua untuk memberi yang terbaik kepada anak. Bahkan, latar belakang masyarakat Cirebon yang beragam menjadi keunikan tersendiri.

Akbar menyebutkan, Cirebon yang dikenal sebagai kota santri memiliki kemampuan untuk memberikan nama yang unik dan khas dari bahasa Arab.

"Kemampuan pengucapan bahasa Arab yang baik bahkan mendarah daging jadi kalau mau kasih nama anak dari sosok tokoh besar Islam Nabi Muhammad bisa diberi nama Ahmad bisa Hamid bisa Mahmud. Orang Cirebon punya keahlian itu," sebut Akbar.

Kendati demikian, secara keseluruhan doa dan harapan orang tua Cirebon memberi nama kepada anak agar tidak melupakan tanah kelahirannya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya