Liputan6.com, Pekanbaru - Komisaris Polisi Imam alias IZZ masih terbaring lemas di ruang perawatan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru. Tim medis sudah mengeluarkan proyektil peluru di lengan dan punggungnya.
Jumat malam, 23 Oktober 2020, kepala identifikasi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau ini ditembak polisi lainnya di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru. Sebelum itu, terjadi kejar-kejaran antara pria 55 tahun ini dengan beberapa polisi lainnya memakai mobil.
Advertisement
Baca Juga
Dia menjadi target operasi Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau karena diduga membawa 16 kilogram sabu. Tak sendirian, bersama Imam di mobil Opel Blazer ada pula pria bernama Hendri alias HW.
Menurut Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi, Imam dan Hendri merupakan kurir narkoba. Keduanya pada Jumat petang mendapat telepon dari seseorang dan diminta pergi ke Jalan Parit Indah.
Setibanya di jalan tersebut, keduanya dihampiri pengendara sepeda motor dan memberikan dua ransel berisi sabu. Personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau yang sudah mendapat informasi membuntuti mobil Imam dan Hendri.
"Anggota ingin tahu kemana keduanya membawa tas berisi barang bukti sabu itu, dalam perjalanan keduanya curiga sudah dibuntuti," kata Agung, Sabtu petang di Mapolda Riau, 24 Oktober 2020.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Mobil Tersangka Sempat Tabrak Kendaraan Lain
Keduanya tancap gas dan tas berisi sabu dibuang ke pinggir jalan. Satu mobil petugas mengambil tas ini dan mobil lainnya tetap mengejar dua tersangka dari Jalan Arifin Ahmad hingga ke Jalan Soekarno-Hatta.
Kejar-kejaran di tengah kondisi jalan padat kendaraan tak terhindar. Mobil tersangka menabrak sejumlah kendaraan warga lainnya sehingga petugas mengambil tindakan tegas.
"Sudah membahayakan warga lain, bannya ditembak dan diberi tindakan tegas terukur ke arah sopir," kata Agung.
Tembakan petugas mengenai bahu dan punggung Imam. Sementara Hendri terluka di bagian kepala karena terempas ke jendela ketika mobilnya ditabrak kendaraan petugas untuk berhenti.
"Dalam kasus ini sudah teridentifikasi siapa yang memberi perintah, namanya Heri dan saya meminta untuk segera menyerahkan diri," kata Agung.
Atas keterlibatan polisi menjadi kurir sabu ini, Agung menyatakan penindakan kasus narkoba tidak bisa dilakukan dengan santai. Dia memerintahkan anggotanya harus berlari mengejar sindikat ataupun jaringan barang haram itu.
"Ini menjadi peringatan, saya akan kejar ke lubang manapun," tegas Agung.
Advertisement