Romantika Jaga Jarak hingga di Ranjang Keluarga Perawat Pasien Covid-19

Menjaga Jarak Hingga ke Urusan Ranjang

oleh Musthofa Aldo diperbarui 26 Okt 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 03:00 WIB
petugas medis corona
Ferny Listiawati, istri Anggota KPU Bangkalan, Sairil Munir saat bertugas di ruang isolasi RSUD Syamrabu

Liputan6.com, Bangkalan - Menjadi suami dari seorang perawat yang bertugas mengurus pasien Covid 19 membuat rumah tangga berjalan penuh warna. Menjaga jarak, salah satu cara yang oleh Badan Kesehatan Dunia WHO dianggap efektif mencegah penyebaran corona antara manusia, tidak hanya diterapkan dalam pergaulan dengan keluarga dan sejawat, tapi juga berlaku hingga ke urusan ranjang.

Sairil Munir, anggota KPU Bangkalan, mengalami itu karena istrinya Ferny Listiawati merupakan perawat di ruang isolasi pasien Covid 19 RSUD Syamrabu.

"Di awal-awal corona masuk ke Bangkalan, saya tidak 'ngumpul' sama istri. Demi kebaikan bersama," kata Munir saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (25/10).

Jaga jarak itu juga berlaku di luar ranjang. Mandi misalnya, mereka memakai kamar mandi yang berbeda. Bahkan di dapur, mulai dari piring, sendok hingga gelas yang dipakai pun berbeda. Munir pun tak masalah mencuci pakaian kotornya sendiri selama pandemi.

"Memang terasa aneh hidup berjarak dalam satu rumah, tapi untung kami saling mengerti, jadi semua berjalan dengan normal," ujar dia.

Di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur itu, Ferny bertugas delapan jam sehari dengan mengenakan APD lengkap yang pengap. Area sekitar hidung, mulut dan pipinya kerap bengkak karena memakai berlapis-lapis masker.

Bersama lima rekan perawat lain, tiap dua jam mereka bergantian memantau puluhan pasien yang tengah menjalani isolasi.

Di masa awal corona itu, dengan jatah libur hanya sehari dalam sepekan adalah masa penuh tekanan baik fisik maupun mental bagi seorang perawat. Munir kerap mendapati istrinya menangis tiap kali berangkat dan sepulang kerja.

Munir yang tak tega, sempat berusul agar Ferny berhenti saja. Apalagi Ferny pernah jatuh sakit karena kelelahan, namun biaya perawatannya masih dibiayai secara mandiri.

Tapi Ferny memilih bertahan hingga kini. Dan Munir bersyukur karena dari uji swab berkala yang dilakukan hasilnya menunjukkan mereka berdua negatif dari virus flu yang menyerang sistem pernapasan itu.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Pentingnya Gerakan 3 M

Anggota KPU Bangkalan Sairil Munir
Anggota KPU Bangkalan Sairil Munir dan istrinya Ferny Listiawati

Kuncinya, kata Munir adalah menjaga jarak itu. Tiap kali mengantar istrinya ke tempat kerja, Ia mewajibkan Ferny membawa tiga stel pakaian ganti. Agar tiap selesai tugas, ia pulang dalam keadaan telah bersih.

Selain menjaga jarak, di rumah mereka tetap memakai masker, bahkan Ferny masih memakai sarung tangan agar tetap bisa menjalankan tugas sebagai seorang ibu rumah tangga.

Dan hingga kini, berjemur 15 menit di pagi hari menjadi rutinitas yang tak pernah mereka lewatkan. Plus madu, buah, sayuran dan aneka suplemen menjadi menu wajib untuk dikonsumsi sehari-hari.

Menjadi tenaga medis Covid 19, Ferny memang mendapat tambahan honor sekitar Rp2,7 juta. Meski secara angka lebih tinggi dari upah minimum kabupaten, namun sebagian besar justru habis untuk membeli aneka suplemen untuk menjaga tubuh tetap imun dari serangan virus yang pertama muncul di Kota Wuhan pada Desember 2019.

Mungkin keputusan paling esktrem yang diambil keluarga ini adalah melarang siapa pun datang bertamu ke rumahnya termasuk keluarga bahkan mertua, karena banyak orang terjangkit Corona tanpa gejala.

"Kalau dari pengalaman saya, pakai masker dan jaga jarak, efektif mencegah penularan Corona antar manusia," ungkap Munir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya