Pasien Tak Jujur Jadi Penyebab Banyak Tenaga Medis di Aceh Terpapar Covid-19

Pasien yang tidak jujur saat berobat di rumah sakit menjadi penyebab banyaknya paramedis di Aceh yang terpapar Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2020, 14:11 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 14:11 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Aceh - Pasien yang tidak jujur saat berobat di rumah sakit menjadi penyebab banyaknya paramedis di Aceh yang terpapar Covid-19. Hal itu setidaknya diungkapkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Ika Suhannas. 

"Akibat warga yang tidak jujur, justru menyebabkan banyaknya kasus paramedis yang terinfeksi Covid-19 di Aceh, termasuk di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh," kata Ika Suhannas, Senin (16/11/2020).

Bentuk ketidakjujuran masyarakat tersebut yakni diduga berbohong setelah kembali dari luar daerah atau zona merah/zona hitam sebaran Covid-19, atau diduga telah terinfeksi gejala Covid-19 namun tidak menjelaskan kondisi kesehatan yang sebenarnya ketika berobat.

Akibat persoalan tersebut, paramedis yang akan menangani pasien justru harus terpapar penyakit berbahaya dan mematikan tersebut.

Untuk itu, pihaknya berharap agar masyarakat yang akan berobat di pusat layanan kesehatan agar jujur ketika ditanyai oleh petugas medis, sehingga pengobatan kepada pasien bisa lebih mudah dilakukan untuk mendapatkan perawatan medis secara tepat.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 200 orang tenaga medis di Aceh sepanjang tahun 2020 telah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang," kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman.

Ia menjelaskan, IDI Aceh telah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan.

Menurut Safrizal, mayoritas paramedis yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimtomatik, sehingga hanya membutuhkan waktu untuk isolasi mandiri. Hanya sedikit yang memiliki gejala sehingga harus dirawat di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU). 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya