Liputan6.com, Gorontalo - Ketua Asosiasi Nelayan Provinsi Gorontalo, Sarlis Mantu mengungkap banyak nelayan jadi-jadian atau dia menyebutnya nelayan siluman.
Para nelayan ini muncul nanti setelah mendapat informasi akan ada penyaluran bantuan yang akan diberikan pemerintah Provinsi Gorontalo. Mereka seakan datang dengan berbagai kebutuhan melaut, tetapi faktanya tidak ada.
Advertisement
Baca Juga
"Saat ada bantuan, banyak sekali nelayan jadi-jadian muncul, khusus bagian pesisir pantai Kota Gorontalo," kata Sarlis.
Selain itu, kata Sarlis, saat bantuan tersebut diserahkan, mereka bukannya mempergunakan bantuan itu, melainkan malah menjualnya kembali.
"Setiap yang diberikan kepada mereka, pasti itu tidak akan jalan dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Bahkan banyak yang terinformasi mereka jual kembali," ucapnya.
Berdasarkan hal itu, kata dia, pihak Pemerintah dalam hal ini dinas perikanan agar lebih selektif untuk memberikan bantuan sehingga bisa tepat sasaran dan berkelanjutan bagi nelayan yang benar-benar membutuhkan.
"Dinas harus mendata kembali nelayan yang benar-benar nelayan, sehingga mereka bisa menjalankan program bantuan itu dengan baik dan terawasi," jelasnya.
"Dinas juga harus merinci kebutuhan mereka, semisal mereka butuh kapal fiber, perahu, atau bantuan lainnya. Agar bantuan ini tersalurkan sesuai kebutuhan," dia menandaskan.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Sila Botutihe mengatakan, bahwa apa yang dikatakan oleh ketua asosiasi nelayan itu tidak bermaksud menyudutkan Pemerintah Provinsi dalam hal pemberian bantuan.
Akan tetapi, justru ketua asosiasi telah meluruskan apa yang dikatakan oleh beberapa orang yang menyinggung bahwa saat ini banyak sekali nelayan siluman yang mendapat bantuan dari dinas.
"Kami sudah klarifikasi kepada ketua asosiasinya langsung dan ia mengatakan bahwa maksud beliau bukan seperti itu tetapi orang salah mengartikan," kata dia.
"Alhamdulillah hingga saat ini bantuan untuk nelayan selalu kami awasi dan tepat sasaran," ia menandaskan.