Liputan6.com, Purbalingga - Kelelahan menghinggapi para petugas pemakaman jenazah Kabupaten Purbalingga. Setiap hari ada saja pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Bahkan, dalam sehari mereka bisa memakamkan hingga enam jenazah.
Selain melawan rasa takut terpapar virus korona, mereka juga harus bergelut dengan lelah fisik. Itu harus mereka lalui setiap hari.
Advertisement
Baca Juga
"Itu sudah menjadi tugas, walaupun tengah malam hujan-hujan kalau ada panggilan harus merapat, kapanpun jam berapapun" kata Jatmiko, koordinator tim pemakaman jenazah Covid-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.
Keterbatasan personel membuat tim pemakaman jenazah Covid-19 di Purbalingga harus selalu siap sedia ketika dibutuhkan. Kerja mereka tak terbatas jadwal piket semata, namun kebutuhan di lapangan.
Hal ini membuat waktu bersama keluarga terkuras. Belum lagi kecemasan saat pulang bertugas.
Meskipun berbalut hazmat lengkap dan membersihkan diri usai bertugas, namun petugas pemakaman jenazah Covid-19 masih khawatir membawa virus ke rumah. Terpaksa, ia menjaga jarak dari keluarga sesampai di rumah.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Cemas Saat Memakamkan Jenazah Covid-19
"Terkadang kasian sama anak istri di rumah, nggak ada waktu buat di rumah," ujar dia.
Jatmiko dan timnya sedikit menemukan penghiburan ketika bertemu cuaca redup saat pemakaman. Sebab pakaian APD lengkap bisa memanggang tubuh mereka jika sampai bertemu momen pemakaman di tengah terik matahari.
Sayangnya bonus cuaca sejuk itu tidak selamanya mereka jumpai. Tak jarang, mereka harus memakamkan jenazah pada hari yang terik di musim penghujan.
Jatmiko dan timnya tak akan bisa melewati tugas berat ini jika sebelumnya tidak mematrikan semangat kemanusiaan dalam jiwa mereka. Bagi mereka, kepuasan terbesar ketika bisa berkontribusi untuk orang banyak.
Kekhawatiran juga dirasakan Rianto, relawan PMI Purbalingga pada tim pemakaman jenazah. Pemuda 22 tahun itu mengaku cemas saat mendengar ada pasien Covid-19 yang meninggal.
Sayangnya kabar itu kian hari kian sering terdengar. Jumlah pasien yang harus dimakamkan pun semakin banyak.
"Semakin ke sini semakin banyak jenazah yang kami makamkan. Itu tandanya masyarakat tidak patuh protokol," ucapnya.
Dalam benaknya, ia sangat berharap masyarakat sadar pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Dengan demikian, angka penularan bisa berkurang dan ia tak perlu memakamkan jenazah Covid-19 lagi.
Â
Advertisement
Angka Kematian Covid-19 Semakin Tinggi
Mencermati data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Purbalingga, angka kematian pasien Covid-19 di Purbalingga memang terus meningkat belakangan ini.
Setiap hari, tim pemakaman jenazah dari BPBD bersama relawan dari PMI, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purbalingga sibuk memakamkan jenazah pasien Covid-19.
"Bahkan pada Jumat (27/11/2020), petugas kami harus memakamkan enam jenazah. Tiga terkonfirmasi positif dan tiga lainnya suspect atau probable," kata Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Umar Faozi, Sabtu malam (28/11).
Sebagai pembanding, pada tanggal 1 November, akumulasi pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah delapan orang. Sementara pada Jumat pagi (27/11/2020), jumlahnya melonjak menjadi 31 pasien.
Angka itu tidak termasuk jumlah pasien meninggal yang berstatus suspect (terduga) dan yang menunggu hasil swab atau probable. Sebab tidak semua pasien yang meninggal berstatus terkonfirmasi positif. Sebagian masih berstatus suspect atau probable.
Dari data Dinas Kesehatan, hingga Jumat malam (27/11/2020), jumlah pasien Covid-19 dalam perawatan mencapai 573 pasien. Jumlah ini masih mungkin bertambah karena masih ada pasien yang menunggu hasil tes usap.