Liputan6.com, Sikka - Banjir bandang menerjang 2 kecamatan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan akses jalan antarkota, kecamatan, dan desa terhambat, serta puluhan hektare sawah rusak berat.
Selama banjir, sekelompok pemuda mengambil kesempatan memberi jasa pikul kendaraan bagi warga yang ingin menyeberang di tengah luapan aliran sungai yang deras. Satu per satu kendaraan roda dua diangkut oleh sejumlah pemuda itu.
Advertisement
Baca Juga
Akses jalan ini merupakan penghubung antardesa dan antarkecamatan, Kecamatan Paga, dan kota di Kabupaten Sikka, NTT.
Namun, banjir dengan aliran yang cukup deras menutup akses jalan tersebut. Hal ini tentu menyulitkan mobilitas warga.
Karena akses jalan satu-satunya untuk menuju ke desa, kecamatan dan kota warga terpaksa membayar Rp10.000 kepada sekelompok pemuda itu untuk memikul kendaraan sehingga dapat melintasi aliran banjir yang cukup deras.
Banjir yang terjadi tak hanya merusak akses jalan, tetapi juga merusak belasan hektare tanaman padi yang tinggal sebulan lagi siap dipanen.
Selain itu, di beberapa titik sawah juga sudah dipenuhi material batu dan pasir yang dibawa oleh banjir. Sampai dengan saat ini belum ada bantuan pemerintah setempat untuk memperbaiki wilayah itu.
Yusril, pemberi jasa pikul kendaraan mengatakan, ia bersama beberapa pemuda memberikan jasa pikul kendaraan kepada setiap kendaraan yang ingin melewati aliran banjir yang cukup deras.
Jasa untuk mengangkut satu sepeda motor dipungut biaya Rp10.000.
Ia bersama sekelompok pemuda lainnya memberikan jasa memikul kendaraan sejak terjadinya banjir di wilayah Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, NTT.
Simak video pilihan berikut ini:
Belasan Hektare Sawah Milik Warga Rusak Berat
Disimus Raga, warga Desa Masa Bewa, Kecamatan Paga, mengatakan padi warga Desa Masa Bewa rusak akibat banjir bandang, Selasa (9/2/2021) sekitar pukul 14.00 Wita.
"Padi yang sudah rusak diterjang banjir ini sudah siap untuk dipanen, dari bulirnya terlihat sudah tua," ujarnya kecewa.
Dia mengatakan, kemungkinan besar tahun ini petani di wilayah Kecamatan Paga akan gagal panen.
Padahal, bila tanaman padi yang sudah tua akan menghasilkan beras, bisa menjadi makanan pokok warga dan yang lainnya bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Sehingga setiap tahun bila warga sudah menanam padi, pasti akan selalu dijaga dan dirawat dengan baik oleh warga. Tetapi, kali ini banjir bandang tiba-tiba datang dan merusak semua tanaman padi milik warga yang sudah siap dipanen," bebernya.
Ia mengharapkan agar secepatnya pemerintah Kabupaten Sikka bisa memberikan bantuan emergensi bagi warga yang terdampak banjir bandang beberapa hari yang lalu.
Sementara, Blasius Wura, Kepala Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, NTT mengatakan, saat ini pemerintah desa sudah melakukan pendataan bagi warga, khususnya para petani yang sawahnya diterjang banjir bandang.
Ia mengharapkan pemerintah kabupaten bisa membuat proyek normalisasi kali.
"Untuk di desanya sendiri, ada belasan hektare sawah milik warga rusak diterjang banjir. Sawah yang rusak tersebut merupakan sawah milik warga dan kelompok, tetapi pada umumnya sawah milik perorangan," dia menandaskan.
Advertisement