Liputan6.com, Flores Timur - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya menangani dampak bencana banjir bandang yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BPNB Doni Monardo tiba di Maumere dalam rangka memantau kondisi bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Pulau Adonara Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Advertisement
Baca Juga
Doni Monardo sampai di Bandara Frans Seda Maumere, Senin (5/4/2021) siang didampingi Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi, Wakil Ketua DPD Yorris Raweyai, dan anggota DPD asal NTT Angelo Wake Kako.
Dengan membawa bantuan logistik, rombongan bertolak ke Kabupaten Flores Timur untuk meninjau lokasi bencana banjir bandang yang terdampak parah di Adonara menggunakan jalur darat.
"Kita berupaya memberikan bantuan semaksimal mungkin untuk masyarakat yang menderita luka-luka, yang cedera, kemudian yang berada di pengungsian," ungkap Kepala BPNB Doni Monardo kepada wartawan di Bandara Frans Seda Maumere, Senin (5/4/2021) siang.
Dia mengatakan, BNPB membawa logistik berupa selimut, pakaian bayi, makanan siap saji, dan obat-obatan. Bantuan tersebut diupayakan secepat mungkin diterima masyarakat yang tertimpa bencana khususnya di Adonara dan Lembata serta di Malaka.
Karena cuaca ekstrem pihaknya harus menempuh jalur darat dari Maumere ke Larantuka. Selanjutnya, untuk penyeberangan menuju Adonara akan menunggu situasi atau kondisi cuaca.
"Seharusnya sekarang akan terbang lagi ke Larantuka setelah refueling, tetapi cuaca juga tidak memungkinkan, sehingga kami putuskan untuk menggunakan rute jalur darat," imbuhnya.
Berdasarkan laporan, bencana terjadi di NTT, khususnya pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur sejak tanggal 3 April 2021 dini hari. Pihaknya pun langsung berencana menuju lokasi untuk memberikan bantuan.
Selain BNPB, perwakilan dari Kemensos, Kemenkes, PUPR, dan Wakil Gubernur NTT juga tergabung dalam rombongan tersebut. BNPB juga sudah berkoordinasi dengan TNI untuk menyediakan dapur lapangan.
Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di sejumlah daerah di NTT disebabkan oleh cuaca ekstrem. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa badai siklon tropis Seroja berdampak pada cuaca ekstrem beberapa hari terakhir.
Sesuai dengan laporan terdapat puluhan korban meninggal dan luka-luka. Bangunan dan rumah-rumah warga pun hanyut akibat bencana tersebut.