Liputan6.com, Sleman - Kemelut tim PSS Sleman belum sukses membawa klub berjulukan Elang Jawa itu kembali ke home base mereka di Sleman. Terbaru adanya keputusan pemberhentian Marco Gracio Paulo sebagai Direktur Utama PT PSS Sleman membuat Marco terheran-heran dengan keputusan sepihak dan tanpa adanya komunikasi kepadanya itu.
"Saya cukup kagum dengan bagaimana situasi ini ditangani. Karena tidak ada komunikasi apa pun ke saya. Memang ada dua cara (untuk mengambil keputusan tersebut) dalam sebuah perseroan, bisa melalui RUPS atau sirkuler. Informasi yang saya dapatkan, ini melalui sirkuler pemegang saham," kata dia kepada awak media di Sleman, Minggu (31/10/2021).
Marco mengaku tidak menerima komunikasi dalam bentuk apa pun, termasuk surat notifikasi dari PT PSS terkait pemberhentian dirinya sebagai Direktur Utama dan pergantian susunan direksi.
Advertisement
Baca Juga
"Yang mengejutkan saya adalah karena di saat saya dan tim sedang berusaha menyelamatkan keadaan klub yang cukup berat, tapi ternyata malah 'partner' kami sendiri sibuk mencari celah untuk mengambil alih kepemimpinan serta menggusur saya dengan alasan mulia 'demi kebaikan bersama'," ujar Marco.
Dirinya menyoroti etika pemberhentiannya sebagai direktur utama. Marco melanjutkan, dirinya terjun ke dunia sepak bola khususnya PSS Sleman banyak nilai-nilai yang terkandung dalam maksna sepak bola itu yang harus dijaga.Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Komposisi Saham Fifty-fifty
"Salah satu nilai hidup yang diajarkan dalam sepak bola adalah tentang sportivitas. Secara sportif, saya terima keputusan ini asalkan memang sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan juga undang-undang yang berlaku," ucapnya.
Ia mengaku sangat kecewa dengan keputusan pemberhengtian dirinya yang dianggapnya tidak fair dan tidak manusiawi.Â
"Saya ditunjuk di RUPS sebagai Direktur Utama PT PSS pada saat itu, jadi saya berharap penggantiannya juga manusiawi. Saya rasa saya layak untuk minimal mendapatkan sebuah surat notifikasi dari PT PSS terkait keputusan pergantian ini berikut dengan legal standingnya," katanya.
Alih-alih mendapat pemberitahuan resmi, ia hanya mengetahui pemberhentiannya melalui media sosial dan release di website PT PSS. Dirinya menganggap telah berjuang untuk PSS Sleman dan mendedikasikannya selama dirinya bergabung di sana.Â
"Karena itu saya sangat kecewa dengan bagaimana manajemen, khususnya Direksi PT PSS yang baru diangkat, menangani transisi ini," ungkapnya.
Marco membeberkan keputusan tersebut bukan dibuat dalam waktu dekat ini, karena ini sudah didaftarkan di Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU), Kemenkumham RI. Menurutnya, PT Palladium bukan sebagai pemegang saham terbesar di PT PSS, terdapat dua pemegang saham di PT PSS dengan komposisi 50-50.
"Bagaimana mungkin salah satu shareholder dari PT Palladium dalam kapasitas tersebut, melalukan legal action (pergantian Direksi, khususnya pemberhentian Direktur Utama) tanpa menginformasikan apalagi berdiskusi dengan shareholder lainnya, padahal komposisi kepemilikan sahamnya adalah fifty-fifty," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Putra Sleman Sembada (PSS) yang baru saja ditunjuk, Andywardhana Putra malah mengomentari performa tim Super Elang Jawa.
"Kami sudah menyampaikan kepada coach Dejan dua hari lalu saat bertemu dengan dia di Solo. Kami telah meminta Coach Dejan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya bersama PSS Sleman. Kami akan lihat sampai di situ seperti apa," kata Andy dalam konferensi pers, Minggu (31/10/2021).
Ia meminta pihak suporter untuk bersabar terkait langkah dan kebijakan yang akan diambil oleh pihak manajemen.
Sebab, kebijakan yang akan diputuskan oleh manajemen PSS Sleman harus dipertimbangkan secara matang agar tak merugikan skuad Elang Jawa.
"Karena, saat ini PSS sedang berkompetisi. Sehingga, kalaupun harus terjadi perubahan, kami harus memiliki back up plan-nya," ujarnya.
Advertisement