Liputan6.com, Cirebon - Jimat Ali Santoso (27) warga Desa Dukuh Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon sukses mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi.
Pria yang sudah lebih dari setahun membudi daya ikan lele tersebut memanfaatkan teknologi pakan ikan untuk meningkatkan budi daya lelenya.
"Alhamdulillah terasa perubahannya dari sebelumnya hanya menghasilkan 800 kilogram per kolam sekarang bisa 2,5 ton per bulan," kata Jimat yang juga ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Lele Balong Sewu, Kamis (4/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Jimat mengaku, sudah satu tahun berjalan memanfaatkan teknologi efishery. Sebelumnya, dia kerap menggunakan cara-cara manual setiap memberi pakan ikan.
Dia mengakui, pemberian pakan ikan manual rentan tidak merata. Sehingga butuh waktu lama untuk memilih ketika panen ikan tiba.
"Banyak juga ikan yang tidak masuk kriteria pasar karena salah satu penyebabnya pola makan tidak teratur dan belum merata tersebar di kolam," kata pria yang sebelumnya kerja di perusahaan lising itu.
Dari kondisi itu, dia mengakui banyak ikan yang masih kelaparan hingga membuat bentuk dan ukuran ikan lele tidak sama saat akan dipanen.
Dia mengaku, penggunaan efishery efektif untuk membantu memberi makan ikan. Alat tersebut membuat seluruh ikan yang ada di kolam mendapat makan.
"Kalau manual kan pakai tangan dan hanya di satu titik. Alat ini menyebar jadi pemberian pakan ikan merata. Selain itu pemberian makan juga bisa dilakukan lewat ponsel, saya tinggal atur waktu nanti pakan keluar sendiri. Jadi pola makannya teratur," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini
Layanan Kabayan
Bahkan, kata dia, selain pakan, para pembudidaya lele di kelompoknya memanfaatkan layanan dan fitur yang ada dalam efishery.
Yang terbaru adalah layanan Kasih, Bayar, Nanti (Kabayan). Para pembudi daya yang tidak memiliki modal akan diberi bantuan berupa pakan ikan.
"Banyak juga pembudi daya memanfaatkan layanan itu jadi istilahnya utang dulu baru ketika panen dibayar. Dan itu memang ada hasilnya," kata dia.
Dari pengalamannya tersebut, Jimat mengaku akan terus mengedukasi pembudi daya lainnya, agar tidak canggung dan mulai menerapkan teknologi.
Menurut dia, memasuki era digital semua aktivitas semakin efisien. Dia berharap, penggunaan teknologi dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya ikan.
"Pendapatan kita bisa lebih meningkat," ujarnya.
Terpisah, Co-Founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya mengatakan, hingga saat ini jumlah pembudi daya ikan dan udang yang bermitra dengan eFishery sebanyak 20 ribu orang.
Dia mengaku optimistis hingga akhir tahun ini jumlah pembudi daya yang menggunakan efishery mencapai 50 ribu orang.
"Seiring dengan target pembudi daya kami juga menargetkan tujuh kampung perikanan digital," kata Chrisna saat berkunjung ke kelompok budi daya ikan Balong Sewu Desa Dukuh Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
Sementara itu, tercatat jumlah pembudidaya yang sudah menggunakan teknologi eFishery di Cirebon sebanyak 350 orang. Untuk Jawa Barat tercatat mencapai lebih dari 10 ribu pembudidaya.
Chrisna menyebut, telah membuat inovasi baru mempermudah pembudi daya ikan mulai dari awal hingga akhir.
Chrisna mengaku sudah membuat aplikasi efisheryku untuk memudahkan pembudi daya membeli pakan ikan. Layanan tersebut bernama Kasih, Bayar Nanti (Kabayan).
"Jadi pembudi daya bisa beli pakan lewat aplikasi bayarnya nanti setelah panen. Kami juga memfasilitasi pengajuan permodalan bekerjasama dengam perusahaan peer to peer landing, " ujar dia.
Advertisement