Tambahan Ratusan Kasus Covid-19 di Riau dalam Beberapa Hari, Varian Omicron?

Dua pekan belakangan angka konfirmasi harian Covid-19 di Riau naik tajam setelah ada dua klaster yang menginfeksi ratusan warga dalam beberapa hari.

oleh M Syukur diperbarui 02 Des 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 13:00 WIB
Pemberian disinfektan kepada rumah warga di Pekanbaru agar terhindar dari Covid-19.
Pemberian disinfektan kepada rumah warga di Pekanbaru agar terhindar dari Covid-19. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Dua pekan belakangan, kasus konfirmasi Covid-19 di Riau naik lagi. Bahkan pada 27 dan 28 November 2021 penambahannya mencapai 60 warga dalam sehari.

Kondisi ini membuat Riau pernah berada di peringkat dua kasus konfirmasi harian terbanyak nomor dua nasional. Lonjakan Covid-19 Riau ini dipicu klaster perkantoran di Kabupaten Bengkalis dan klaster pesantren Abdurrab di Pekanbaru.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dr Yohanes menyebut klaster perkantoran di Bengkalis terjadi di kantor pajak. Ada 44 karyawan terkonfirmasi dan sudah dibawa ke Asrama Haji Pekanbaru untuk isolasi.

"Kalau pesantren itu ada 127 orang, santri dan tenaga pendidik terkonfimasi Covid-19," kata Yohanes.

Beda dengan perkantoran, klaster Pesantren Abdurrab Pekanbaru tidak dilakukan evakuasi ke rumah sakit ataupun isolasi di fasilitas pemerintah. Ada beberapa pertimbangan sehingga isolasi hanya dilakukan di sekolah.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

Varian Biasa

Menurut Yohanes, dua klaster ini tidak disebabkan varian baru Covid-19, Omicron. Pasalnya, petugas sudah melakukan testing dan tracing sehingga kesimpulannya dua klaster ini disebabkan varian biasa.

"Pasien setelah ditelusuri tidak ada kontak dengan orang yang pernah ke Afrika Selatan ataupun daerah asal varian Omicron," terang Yohanes.

Di sisi lain, pasien klaster perkantoran tidak ada mengalami perburukan gejala. Begitu juga dengan klaster pesantren karena masih normal tanpa gejala dan gejala ringan.

"Gejala masih sedang tidak ada perburukan, sementara Omicron itu kecenderungannya agak ganas," jelas Yohanes.

Untuk menghentikan dua klaster ini, dinas kesehatan provinsi bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah sudah melakukan tracing kepada kontak erat. Hingga kini belum ada penambahan.

"Sudah dilakukan upaya-upaya agar tidak meluas," jelas Yohanes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya