Antraks Merebak di Gunungkidul, Permintaan Daging Sapi Menurun

Jumlah permintaan daging sapi di wilayah Gunungkidul mulai mengalami penurunan menyusul merebaknya penyakit antraks.

oleh Hendro diperbarui 07 Feb 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2022, 19:00 WIB
Daging Sapi
Jumlah permintaan daging sapi di wilayah Gunungkidul mulai mengalami penurunan menyusul merebaknya penyakit Antraks.

Liputan6.com, Gunungkidul - Jumlah permintaan daging sapi di wilayah Gunungkidul mulai mengalami penurunan menyusul merebaknya penyakit antraks. Meski belum signifikan namun penurunan permintaan tersebut mulai dirasakan pelaku distribusi daging sapi.

Salah satu pemilik Tempat Pemotongan Hewan (TPH) di Kapanewon Semanu, Sutiyem mengungkapkan, jumlah hewan yang disembelih berkurang dibanding beberapa waktu sebelumnya. Permintaan daging sapi memang menurun tapi tidak signifikan. Pihak yang selama ini menjadi pelanggan paling banyak adalah pedagang bakso.

"Beberapa hari terakhir memang permintaan dari mereka menurun," katanya, Sabtu (6/2/2022) usai sidak Dinas Peternakan dan Dinas Perdagangan.

Sebenarnya ia selama ini selalu memperhatikan kesehatan sapi yang hendak disembelih. Hal tersebut dilakukan guna menjaga reputasi dan kepuasan pelanggan. Apa yang dilakukan juga untuk memastikan kualitas daging yang dijualnya.

Akhir pekan kemarin,  Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa TPH, menyusul merebaknya antraks di wilayah Gunungkidul. Tiga TPH itu antara lain di Kapanewon Semanu, Semin, dan Karangmojo.

Dari TPH di tiga kapanewon tidak ditemukan hewan yang disembelih dalam kondisi sakit, atau bahkan daging sapi dicurigai terinfeksi Antraks. Hal ini memastikan agar daging yang beredar ke masyarakat aman.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pos Pengawasan

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Retno Widyastuti menyampaikan, sidak dilakukan guna mengantisipasi dan meminimalisir penularan Antraks.

"Dari semua TPH, ternak kondisinya sehat dilihat dari pemeriksaan post mortum. Kemudian yang disembelih jantan semua," kata Retno.

Dia menyebut, meski tidak detail, rata-rata jumlah hewan yang disembelih di tiap TPH menurun. Diakui, penurunan jumlah yang disembelih diakibatkan karena munculnya Antraks belakangan ini di dua kalurahan di Gunungkidul.

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro yang ikut serta dalam agenda sidak mengutarakan niat akan membatasi lalu lintas ternak baik keluar maupun masuk ke Gunungkidul. Pihaknya berencana membuat pos pengawasan lalu lintas ternak bekerja sama dengan Pemda DIY.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya