Jejak Ketoprak Tobong yang Hidupnya Berpindah-pindah

Kesenian tobong atau lebih dikenal sebagai ketoprak tobong merupakan kesenian asal Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Mar 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 00:00 WIB
Ketoprak Demak
Di tengah pandemi Covid-19, para seniman ketoprak yang tergabung dalam Paguyuban Kethoprak Sayung Mulyo itu tak bisa terus-terusan berdiam diri dan menerima nasib begitu saja. Mereka mulai pentas kembali. (Liputan6.com/ Kusfitria Marstyasih)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kesenian tobong atau lebih dikenal sebagai ketoprak tobong merupakan kesenian asal Yogyakarta. Kesenian ketoprak tobong pertama kali muncul sekitar 1930.

Langen Budi Wanudyo menjadi ketoprak tobong pertama yang pentas di Kota Yogyakarta. Ciri khas ketoprak tobong adalah mengadakan pentas dengan cara berpindah-pindah.

Dikutip dari berbagai sumber, rombongan ketoprak tobong biasanya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya setiap enam bulan sekali. Pertimbangannya, ongkos atau biaya yang cukup mahal pada saat itu.

Penamaan tobong sendiri merupakan bangunan semi permanen dari bambu dan beratap rumbia. Tobong inilah merupakan tempat tinggal para pemain yang menjadi ciri khas pemain tobong.

Ketoprak tobong bukanlah sebuah pergelaran seni biasa. Pargelaran ini lentur terhadap pengaruh dan perubahan zaman, tetapi dasarnya tetap mengacu pada seni tradisional.

Walaupun mengadopsi pola Eropa, cerita lokal atau folklore Jawa tetap menjadi dasar utama pertunjukan kesenian Yogyakarta ini. Semua lakon berangkat dari sejarah lokal, utamanya diambil dari Babad Tanah Jawa.

Cerita dikombinasikan dengan perkembangan pengetahuan dalam seni pertunjukan. Ketoprak tobong menjadi cikal bakal dari dunia teatrikal di Jawa khususnya daerah Yogyakarta.

Sayangnya, keberadaan ketoprak tobong saat ini dapat dikatakan hampir punah. Dari sekian banyak rombongan ketoprak tobong yang pernah meramaikan panggung pentas kesenian rakyat, hanya Ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya yang masih bertahan hingga saat ini.

Terletak di sebuah joglo sederhana di Cangkringan, Sleman, kelompok ketoprak ini masih rutin mementaskan pertunjukan. Kelana Bhakti Budaya adalah versi lebih lanjut dari ketoprak Sri Budoyo yang lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 1992. Kelompok ini sempat berganti nama menjadi Candra Kirana pada 1994.

Menetap di Yogyakarta tahun 2015, rombongan ketoprak ini berganti nama kembali.

(Tifani)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya