Menguliti Hipertensi dari Kacamata Siloam Hospital Manado

Mengutip data Riskesdas 2018, hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena prevalansi yang tinggi yakni 34,1 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2022, 19:50 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2022, 17:53 WIB
Siloam Hospital Manado
Siloam Hospital Manado menggelar webinar kesehatan bertajuk "Mengenal dan Mencegah Hipertensi"

Liputan6.com, Manado - Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada 17 Mei, Siloam Hospital Manado menguliti persoalan penyakit darah tinggi dari A sampai Z. Mengutip data Riskesdas 2018, hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena prevalansi yang tinggi yakni 34,1 persen.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi Siloam Hospital Manado Stella Palar, hipertensi adalah kondisi pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg).

“Bukan hanya orang tua yang perlu mewaspadainya, bahkan kini anak-anak muda memiliki risiko hipertensi yang tak kalah besar,” ujarnya dalam webinar kesehatan bertajuk "Mengenal dan Mencegah Hipertensi", seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (24/5/2022).

Hampir 95 persen kasus hipertensi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik. Kasus hipertensi tercatat sebagai kasus kematian utama di seluruh dunia.

Dalam paparannya, aliran darah diedarkan ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah yang disebut arteri. Tekanan darah adalah kekuatan mendorong darah dari dinding arteri.

Sementara, tekanan darah sistolik  yaitu setiap kali jantung berdenyut jantung memompa darah ke dalam arteri dan tekanan darah diastolik yaitu ketika jantung istirahat di antara denyutan ketika tekanan darah turun. Contoh tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.

“Ketika tekanan darah tetap meningkat, kronik dalam waktu atau periode yang lama dapat dikatakan tekanan darah tinggi ( hipertensi), tentu berbahaya karena dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat dan menyebabkan kekakuan pembuluh darah (aterosklerosis),” ucap Stella.

Kendati demikian, diagnosis hipertensi tidak dapat hanya mengandalkan satu kali pemeriksaan namun harus berulang untuk mengoonfirmasi diagnosis hipertensi sebagai pencegahan yang disebut hipertensi "jas putih" dan "hipertensi terselubung."

Adapun faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu primer  yang persentasenya sekitar 90 sampai 95 persen dan tidak diketahui penyebabnya, serta sekunder  sekitar 5 sampai 10 persen yang penyebabnya diketahui  seperti, penyakit ginjal, metabolik, jantung dan pembuluh darah, kehamilan, obat-obatan, dan lainnya.

Evaluasi hipertensi oleh dokter setelah menegakkan diagnosis dan derajat hipertensi, bertujuan untuk menepis kemungkinan penyebab sekunder, mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan penyakit penyerta yang mungkin ada, dan menentukan ada tidaknya kerusakan organ.

“Asupan makanan bergizi, rutin berolahraga, pertahankan berat badan ideal, hindari konsumsi alkohol dan rokok turut mempengaruhi keberadaan hipertensi,” tuturnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya