Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak kenal Danau Toba, hampir semua pelancong, dari dalam dan luar negeri, paling tidak pernah mendengar namanya. Bukan tanpa sebab, selain punya keindahan alam yang luar biasa, kawasan ini juga kaya akan budaya. Mengingat Danau Toba dikelilingi tujuh kabupaten dengan budaya dan keunikannya masing-masing, salah satunya Kabupaten Dairi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain, Dairi menjadi unik lantaran masyarakatnya cenderung heterogen dan multietnis. Sebut saja ada etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias, Minang, Aceh, Jawa, bahkan Tionghoa.
Bupati Dairi Eddy Keleng dalam acara temu media di Jakarta, Kamis (2/6/2022) mengatakan, hampir semua suku besar di Indonesia ada di Dairi.Â
Advertisement
"Beda dengan kabupaten lainnya yang cenderung homogen," katanya.Â
Ini menjadi warisan budaya bangsa bernilai luhur yang membentuk identitas Kabupaten Dairi yang unik. Tak heran jika Eddy Keleng sangat bersemangat mempromosikan pariwisata di daerahnya.Â
Semangat itu terwujud dalam 'Semesta Dairi Memanggil', suatu program yang dibentuk demi penguatan destinasi pariwisata dan kebudayaan dengan cara menerapkan konsep promosi pariwisata yang kreatif, dengan terobosan baru, dan bisa mewujudkan semangat G20.
Cara yang paling tepat dan disukai para wisatawan dalam negeri mau pun mancanegara saat ini adalah dengan memadukan berbagai atraksi dengan amenities. Bukan hanya bercerita dengan menarik tapi juga secara riil, ada produk yang bisa dilihat, dirasa, dialami dan dinikmati.
"Orang tahu itu kopi Sidikalang, tapi gak tahu kalau kopi itu asalnya dari Dairi," katanya.Â
Kopi Sidikalang sebenarnya sudah menjadi konsumsi pencinta kopi di mancanegara melalui salah satu gerai kopi terkenal di dunia. Bahkan tak hanya komoditas kopi unggulan jenis arabika dan torabika, Dairi juga punya tenun ulos, salah satunya ulos Silalahi Silahisabungan, jenis ulos terbaik dengan pola dan teknis tenun yang rumit.
 Â
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rangkaian Acara 'Semesta Dairi Memanggil 2022'
Berikut rangkaian acara Semesta Dairi Memanggil 2022:
Juni-Juli : Workshop Menulis, melibatkan 100 siswa untuk belajar menulis literasi dalam bahasa daerah yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam bentuk buku.
Agustus-September: Volunteer Program. mengundang para pekerja sukarela dari berbagai negara untuk membantu dalam 2 (dua) program utama yaitu Konservasi Ikan Purba (IHAN) di Tao Silalahi dan Smart City di Sidikalang
Oktober: Hari Jadi Kabupaten Dairi, ada Parade dan Pameran Budaya, yang dimeriahkan beragam acara seru, salah satunya pameran kopi. Bahkan bersama The Adventure of Sidikalang Coffee, wisatawan dan pebisnis kopi bisa berkunjung langsung ke ladang kopi dan bertemu dengan petani kopi yang kebanyakan perempuan. Menyaksikan proses roasting kopi dari biji kopi sampai siap seduh.
Tak hanya itu, wisatawan juga berkesempatan Lunch Picnic dengan petani kopi dan Photoshoot Eksklusif dengan fotografer profesional untuk dijadikan bahan publikasi media sosial.
Acara lainnya di Oktober adalah kompetisi Barista ala Kedai Kopi (UMKM) berhadiah beasiswa. Kompetisi ini membuka kesempatan untuk barista lokal Sidikalang menjadi barista profesional yang akan meningkatkan rasa bangga punya kedai kopi 'kekinian' di Sidikalang dan sekitarnya.
Ada juga Fashion Show mengundang rumah mode Jakarta dan Internasional dengan model dari Dairi. Photoshoot dengan Ulos Khas Kabupaten Dairi dengan menunjukkan Keindahan alam Dairi sebagai latarnya.
November: bulan ini acara dimeriahkan Dairi-Toba International Writers Festival, yaitu workshop, diskusi antarpenulis, dan penulisan buku 'Travel To Dairi With Love'
Advertisement
Fakta Menarik Kabupaten Dairi
Dairi merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang beribu kota di Kecamatan Sidikalang. Kabupaten ini kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikeluarkan pada 25 Februari 2003.
Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69 persen dari total luas provinsi itu. Letaknya ada di barat laut Provinsi Sumatera Utara. Dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dan waktu tempuh sekitar tiga jam, aksesibilitas dari dan ke Dairi relatif tinggi.
Wilayah kabupaten itu umumnya berada di ketinggian rata-rata 700 sampai dengan 1.250 m di atas permukaan laut. Jumlah penduduk kabupaten Dairi pada akhir tahun 2021Â mencapai 318.616 jiwa yang tersebar di 15 kecamatan.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Dairi. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Dairi:
1. Penyangga Danau Toba
Kabupaten Dairi berada di dataran tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau sekitar 200 meter di atas permukaan Danau Toba. Karakter topografinya spesifik dan bervariasi.
Wilayah itu memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam. Pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai-sungainya.
2. Suku dan Bahasa
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak. Suku Pakpak terbagi menjadi lima suak berdasarkan wilayah persebarannya, yaitu Suak Simsim, Suak Keppras, Suak Pegagan, Suak Kelasen dan Suak Boang.
Ada pula suku lain, seperti suku Batak Toba, Karo, dan pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Tionghoa, Aceh, Minangkabau dan lainnya. Bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Toba, Pakpak, dan Karo.
3. Taman Wisata Iman
Salah satu tempat wisata yang bisa dikunjungi saat ke Dairi adalah Taman Wisata Iman (TWI) yang berada di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Taman wisata yang memiliki luas lahan sekitar 10 hektare ini sudah menjadi ikon pariwisata di Dairi.
TWI dibangun dengan konsep wisata religi yang di dalamnya terdapat berbagai rumah ibadah. Wisatawan dapat melihat berbagai ornamen keagamaan seperti Vihara Saddhavadana dengan patung Buddha Rupang, Patung Abraham, patung Nabi Musa, Gereja Oikumene, Gua Bunda Maria, dan Perahu Nabi Nuh.
Selain itu, ada juga kisah perjalanan Kehidupan Yesus Kristus yang terdiri dari Kandang Domba di Betlehem, sampai Kebangkitan Yesus Kuil Hindu serta Lapangan Manasik Haji dan Masjid. Lokasi TWI berada di atas lahan yang berbukit-bukit, sehingga kita harus mendakinya dengan berjalan kaki untuk bisa menikmati semua keindahan yang ada di tempat itu.
4. Kopi Sidikalang
Kopi Sidikalang sudah populer bagi pecinta kopi, baik masyarakat Indonesia bahkan dunia. Data dari Badan Pusat Statistik kabupaten Dairi 2021, luas perkebunan kopi di kabupaten Dairi mencapai 13.190 hektare pada 2020. Penghasilan dari kebun kopi juga menjadi yang tertinggi dibandingkan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kakao, dan kelapa.
Karakteristik kopi Sidikalang dinilai mirip dengan kopi Brasil, salah satu kopi terbauk dunia. Kopi Sidikalang adalah sebutan untuk kopi robusta dan arabika yang dikembangkan di Kecamatan Sidikalang. Wilayah perkebunan kopi Sidikalang berada di ketinggian 1.500 mdpl, berada di kawasan pegunungan Bukit Barisan.
Kopi Sidikalang dianggap sebagai salah satu varietas kopi terbaik di Sumatera, bersama dengan kopi Gayo dan Simalungun. Kopi Robusta Sidikalang terkenal memiliki tingkat keasaman yang rendah, sehingga cocok dikonsumsi untuk pecinta kopi yang memiliki masalah lambung.
5. Kuliner Khas
Taj hanya dikenal dengan Kopi Sidikalang, ada beragam jenis makanan yang bisa Anda temukan jika berkunjung ke Kabupaten Dairi. Salah satunya adalah Ganaru, terbuat dari rempah-rempah khas, seperti kunyit, cabai, jahe, bawang, serta asam cikalam dengan bahan utamanya singkong.
Ada Pelleng yang dipercaya dapat membangkitkan semangat dan keberanian. Makanan tradisional khas suku Pakpak ini, biasanya disajikan pada acara adat suku maupun kekeluargaan yang bersifat sakral. Pelleng terbuat dari nasi lunak dan ayam kampung dengan campuran rempah rempah seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabe dan masih banyak lagi.
Sekilas terlihat seperti nasi kuning. Ada juga Lappet yang menggunakan bahan beras yang disajikan dengan tambahan gula merah dan parutan kelapa di dalam daun pisang berbentuk kerucut.
6. Rumah Adat Pakpak
Rumah adat Pakpak mempunyai bentuk yang khas, bangunannya terbuat dari material kayu dan atapnya dari ijuk. Rumah adat yang juga disebut sebagai Jerro ini merepresentasikan budaya Pakpak yang khas dalam setiap bagian bangunannya.
Bila dilihat secara umum, rumah adat Pakpak memiliki karakteristik dan bentuk yang tak jauh berbeda dengan rumah adat lainnya. Tetapi di sini, Anda bisa mempelajari banyak hal, mulai dari kehidupan masa lampau masyarakat adat pakpak, nilai budaya leluhur yang tertanam hingga tradisi dan adat istiadatnya yang unik.