Liputan6.com, Gorontalo - Harga telur ayam di sejumlah daerah terus merangkak naik, termasuk di Gorontalo. Kondisi ini sudah terjadi selama sebulan terakhir. Banyak warga mengeluh dengan harga telur yang makin tak terjangkau, apalagi mereka yang sehari-harinya menjual makanan.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
"Jelas kami terdampak, penjual nasi goreng dan bakso kan bahan baku utama adalah telur, tapi mau tidak mau kami harus beli," kata Yusni Mahmud salah satu penjual makanan di Kota Gorontalo.
Yusni mengaku dilema saat ingin menaikan harga, karena takut pelanggannya beralih. "Dilema juga, tidak mungkin menaikan harga makanan. Pasti akan ditinggal pelanggan. Sementara telur ayam lagi mahal-mahalnya," tuturnya.
"Bayangkan, per bak atau 30 butir yang sebelumnya Rp54 ribu kini kami bisa dapatkan dengan harga Rp65 ribu. Terus kami harus gimana?" katanya.
Â
Pakan Mahal
Sementara itu, Amsar salah satu pengusaha kandang telur ayam di Gorontalo mengaku, kenaikan harga telur ayam ini dipicu naiknya harga pakan ayam.
"Kami juga sesuaikan dengan pakan, tidak mungkin pakan mahal telur kami jual murah ke pedagang," kata Amsar
Saat ini, harga telur ayam di tingkat peternak dijual sekitar Rp55 ribu per bak. Sebelum harga pakan naik, harga telur ayam di tingkat peternak dijual dengan harga Rp43 ribu per bak.
"Dengan harga itu pun, kami hanya untung sedikit. Hitung-hitung hanya pulang modal saja. Jika tidak segera dijual telur akan busuk, kami tidak mau rugi juga menunggu harga normal kembali," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Gorontalo, Muchsin Brekat menyarankan, Dinas Peternakan untuk memantau sekaligus mengkoordinasikan para pelaku peternak ayam petelur.
"Saya berharap kepada Dinas Peternakan segera mengambil langkah pencegahan untuk kenaikan harga telur ayam, supaya siklus perdagangan tidak ada yang merasa diberatkan," katanya.
Advertisement