Ramai-Ramai Datang ke Ngayogjazz 2022, Cek Tanggalnya

Ngayogjazz menjadi acara yang dinantikan masyarakat Yogyakarta karena menyuguhkan jazz dari musisi-musisi nasional maupun internasional secara gratis.

oleh Tifani diperbarui 12 Nov 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2022, 08:00 WIB
BP Jamsostek
BP Jamsostek melindungi seluruh artis dan official Ngayogjazz 2019. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Festival musik jazz tahunan Ngayogjazz 2022 akan kembali digelar pada Sabtu (19/11/22) mendatang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival musik jazz unik ini akan digelar dengan mengusung konsep pesta rakyat.

Dikutip dari akun Instagram @Ngayogjazz, tahun ini festival musik jazz ini akan digelar di Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Ngayogjazz menjadi acara yang dinantikan masyarakat Yogyakarta karena menyuguhkan jazz dari musisi-musisi nasional maupun internasional secara gratis.

Tak heran penonton Ngayogjazz selalu ramai tiap tahunnya. Meski begitu, kemegahan panggung Ngayogjazz tak terjadi begitu saja.

Ada banyak tokoh-tokoh legendaris di baliknya, berikut ulasan sejarah Ngayogjazz. Ngayogjazz diprakarsai oleh Djaduk Ferianto, seorang seniman asli Yogyakarta.

Djaduk lah yang mengajak teman-temannya untuk memulai perhelatan jazz terbesar di Yogyakarta ini. Perhelatan Ngayogjazz pertama digelar pada 2007 di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) yang didirikan oleh ayah Djaduk.

Bagong Kussudiardja, bersama Komunitas Jazz Jogja yang juga dikenal dengan acara Jazz Mben Senen-nya memulai sejarah dengan melangsungkan Ngayogjazz pertama. Bintang tamu papan atas ibu kota yaitu Trie Utami, Syaharani, Viky Sianipar, dan Iga Mawarni didapuk untuk meramaikan gelaran pertama Ngayogjazz pada saat itu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Musisi Luar Negeri

Barulah pada 2009 Ngayogjazz menghadirkan musisi luar negeri, seperti Harri Stojka dan Claudius Jelinek dari Austria, serta Albert Yap and Basgroove 100 dari Malaysia. Djaduk tetap memertahankan acaranya sebagai acara jazz yang 'kere', sehingga yang tampil masih terbatas dari musisi-musisi yang sudah dia anggap seperti keluarga saja.

Pada 2010 Ngayogjazz tidak diselenggarakan karena erupsi gunung Merapi, sehingga tidak memungkinkan untuk diadakannya acara. Namun, panitia mengobati kerinduan para pecinta musik jazz dengan menghadirkan Ngayogjazz dua kali di tahun 2011, yaitu pada bulan Januari di Pelataran Joko Pekik dan bulan November di Kotagede.

Sejak awal dibentuk, tujuan utama Ngayogjazz adalah untuk mendekatkan musik jazz ke semua kalangan. Pasalnya, di Indonesia musik jazz identik dengan musik yang elit dan hanya bisa didengar di kafe atau restoran saja.

Ngayogjazz ingin menunjukkan bahwa musik jazz bisa sangat dekat dengan berbagai elemen masyarakat hingga sampai ke masyarakat pedesaan. Tanpa memandang status sosial, masyarakat desa dan masyarakat kota bisa berkumpul menjadi satu untuk menyaksikan musik Jazz.

Dari situ, Ngayogjazz rutin diadakan di pelosok-pelosok desa setiap tahunnya. Ngayogjazz turut membantu perekonomian masyarakat setempat dengan digelarnya Pasar Jazz, bahkan masyarakat bebas menyewakan jasa ojek, penginapan, hingga kamar mandi.

Kini Ngayogjazz sudah menjadi festival musik tahunan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat baik di Yogyakarta maupun luar kota. Ngayogjazz lahir bukan hanya untuk menjadi sebuah acara tahunan yang diselenggarakan, tetapi juga sudah menjadi ajang silaturahmi para seniman lintas usia dan lintas wilayah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya