Liputan6.com, Bandung - Tim peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pembinaan kepada warga di Kota Bandung, Jawa Barat untuk mengembangkan pengolahan sampah organik yang terintegrasi dengan sistem pertanian regeneratif.
Ketua tim peneliti dari SITH ITB, Ramadhani Eka Putra beserta tim sejak Maret 2022 melakukan kegiatan pembinaan di Warung Kebon, Kelurahan Pesangrahan, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung.
Warung Kebon merupakan kebun komunitas yang menjadi lokasi penampungan sampah organik dengan total peserta adalah 150 kepala keluarga.
Advertisement
“Target utama dari kegiatan ini adalah aplikasi teknologi tepat guna untuk mengembalikan kekuatan ekonomi masyarakat sebagai dampak dari pandemi Covid-19,” kata Ramadhani, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga
Ia menjelaskan, kegiatan pembinaan masyarakat yang didana dari Program Pemulihan Ekonomi ITB ini merupakan perbaikan pada metode pemanfaatan sampah organik dengan mengintegrasikan sistem Waste to Food dan pertanian regeneratif.
Daur Ulang Sampah
Kegiatan diawali dengan memperkenalkan beberapa metode daur ulang sampah organik dengan pengolahan langsung menjadi pakan ternak dan produksi larva serangga sebagai sumber protein.
Tim peneliti kemudian memperkenalkan sistem pertanian regeneratif kepada warga dengan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. Warga dikenalkan dengan teknologi tepat guna dalam produksi pupuk organik secara otomatis dan integrasi dari hewan-hewan yang membantu proses produksi pertanian.
“Kegiatan ini mulai menunjukkan hasil pada awal Agustus 2022 dimana terjadi peningkatan pendapatan Warung Kebon sebesar 25 persen dan penurunan biaya produksi sebesar 50 persen,” ujar Ramadhani
Advertisement
Pemanfaatan Limbah
Kegiatan yang juga melibatkan mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB dan siswa magang SMK ini juga menghasilkan beberapa ide dari pemanfaatan limbah terintegrasi dengan produksi tanaman.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini telah dipamerkan pada kegiatan World Environment Day dan Hari Koperasi di Bandung. Kegiatan ini juga mendapatkan kunjungan dari beberapa pemerhati lingkungan dan mulai diterapkan dalam skala terbatas pada beberapa lokasi lain di Sumedang, Garut, dan Tangerang Selatan.
Menurut Ramadhani, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan penerapan sistem digitalisasi dalam proses pengumpulan limbah organik serta penghargaan untuk kegiatan pemilahan sampah oleh warga.