Erina Gudono Jalani Prosesi Midodareni, Malam Terakhir Masa Lajang

Dengan digelarnya tradisi midodareni, maka prosesi persiapan pernikahan Kaesang dan Erina Gundono pun telah selesai.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Des 2022, 20:24 WIB
Diterbitkan 09 Des 2022, 20:20 WIB
Makna Kain Batik Nagasari dan Grompol yang Dipakai Erina Gudono saat Siraman
Intip makna kain batik nagasari yang dikenakan Erina Gudono saat siraman. (Tangkapan layar vidio.com).

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah melakukan serangkaian prosesi menuju pernikahan, midodareni menjadi tahapan terakhir sebelum akad nikah. Malam midodareni menjadi malam terakhir Erina Gudono dan Kaesang Pangarep sebagai lajang.

Pada prosesi ini, calon pengantin wanita berada di dalam kamar. Bersamaan dengan itu, calon pengantin pria, keluarga besar calon pengantin pria, dan keluarga besar calon pengantin wanita melaksanakan serangkaian acara berupa nyantri (nyantrik), penyerahan hantaran, pemberian wejangan, perkenalan keluarga, tilik nithik, dan lainnya.

Mengutip dari 'Nilai-nilai Filosofi pada Tradisi Midodareni di Desa Bero Jaya Timur Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Ditinjau dari Aqidah Islam' oleh Septa Damayanti, malam midodareni merupakan malam terakhir calon pengantin wanita sebagai remaja atau gadis.

Mulai pukul 18.00 hingga 00.00, calon pengantin wanita tidak boleh keluar kamar. Selama waktu ini pula, ia hanya boleh dikunjungi keluarga dan teman perempuan saja.

Malam midodareni biasanya juga diisi perkenalan dari keluarga calon pengantin laki-laki sekaligus menerima nasihat tentang kehidupan setelah menikah. Tradisi ini juga disimbolkan sebagai pemberian makanan terakhir kalinya dari orang tua kepada calon pengantin.

Istilah midodareni berasal dari kata 'widodari' atau bidadari. Artinya, tradisi ini bermaksud membuat keadaan calon pengantin layaknya bidadari.

Dalam dunia pewayangan, kecantikan dan ketampanan calon pengantin diibaratkan seperti Dewi Kumaratih dan Dewa Kumajaya. Sementara itu, tradisi ini berkaitan erat dengan cerita lagenda Jaka Tarub dan salah satu bidadari yang bernama Dewi Nawang Wulan.

Dari sumber lain 'Makna Filosofi Tradisi Upacara Perkawinan Adat Jawa Kraton Surakarta dan Yogyakarta (Studi Komparasi)' oleh Fatkhur Rohman mengatakan, kata midodareni atau midodari berasal dari kata 'widada', 'ari'. dan 'ni'. Widada berarti selamat, sedangkan ari dan ni berarti hari ini.

Dari kata-kata tersebut, disimpulkan midodereni merupakan bentuk tirakat (permohonan kepada Tuhan) agar diberi keselamatan sebelum upacara panggih dan ijab. Maksud dari tirakat adalah sebagai upaya diri untuk laku prihatin dan berlatih mengendalikan diri sekaligus sebagai permohonan kepada Tuhan agar perkawinan mendapatkan berkah dan rahmat.

Dengan digelarnya tradisi midodareni, maka prosesi persiapan pernikahan Kaesang dan Erina Gundono pun telah selesai. Prosesi ini sekaligus menandai datangnya hari sakral pernikahan yang akan disahkan melalui akad nikah di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022).

(Resla Aknaita Chak)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya