Liputan6.com, Jakarta - Ornamen atau pernak-pernik khas Natal menjadi pemandangan jamak yang dapat dijumpai di rumah maupun tempat ibadah umat Kristiani. Pasalnya, hari raya Natal menjadi momen sakral yang hanya datang satu kali tiap tahunnya.
Masing-masing keluarga pun punya ritual tersendiri ketika menghias kediaman mereka agar tampak meriah. Mulai dari mengatur dekorasi lilin hingga menghias pohon Natal yang cukup menyita waktu.
Advertisement
Baca Juga
Namun, yang terkadang luput dari perhatian adalah keamanan ketika menghubungkan dekorasi natal dengan listrik maupun penggunaan api untuk menyalakan lilin. Jika tidak hati-hati akan menyebabkan korsleting hingga kebakaran.
Hal ini diingatkan oleh Ketua PGIÂ (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) Wilayah Kalimantan Tengah, Pdt. Medio Rapano. Ia menghimbau agar masyarakat lebih hati-hati dalam memilih material pernak-pernik Natal agar tidak memicu hal yang tidak diinginkan.
Pdt. Medio punya pengalaman saat Misa Natal di salah satu gereja di Ampah Kota, Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur. Bukan korsleting listrik, namun kebakaran yang dipicu dari hiasan lilin. Api lilin menyambar pohon natal yang terbuat dari material yang mudah terbakar.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bahaya Arus Pendek
"Lalu saya ke depan untuk merobohkan pohon terang yang terbuat dari plastik mudah terbakar itu dan jatuh di tempat lantai keramik. Walaupun demikian, plafon gereja sudah menghitam," tutur Pdt. Medio, Sabtu (24/12/2022).
Pendeta asal Tamiang Layang tersebut juga mengingatkan agar umatnya menjauhkan penggunaan dekorasi natal berbahan kertas.
"Karena itu rawan. Sedikit ada api, ada lilin terjatuh, bisa terbakar," tuturnya.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari hubungan arus pendek yang dipicu dari penggunaan hiasan lampu dengan rangkaian seri. Korsleting bisa terjadi jika tidak waspada.
"Di pagar dan pohon kantor-kantor pemerintah yang ada di Palangka Raya banyak lampu seri namun dirakit dengan aman. Kalau digunakan di rumah, matikan jika ingin berpergian atau saat tidur," kata Pdt. Medio lagi.
"Nyalakan ketika sedang ada di rumah. Jangan hidup terus-menerus," ia mengakhiri.
Advertisement