Liputan6.com, Gorontalo - Guru atau pendidik akrab disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab, guru berani dan rela berkorban tanpa memikirkan timbal balik apa pun kepada siswanya. Segala bakti guru hanya dibalas dengan penghormatan.
Namun, kejadian di salah satu Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo sungguh di luar nilai sosial terhadap seorang guru. Bukan sebuah penghormatan yang didapat, tetapi salah seorang guru mendapatkan perlakuan tak terpuji dari orangtua siswa.
Informasi yang dirangkum Liputan6.com, peristiwa bermula saat seorang guru bernama Ulan Hadji melakukan sanksi disiplin terhadap salah satu siswa di sekolah itu.
Advertisement
Baca Juga
Sanksi tersebut yakni merapikan rambut siswa itu. Musabab, rambut yang rapi termasuk ke dalam aturan sekolah yang kerap kali diingatkan kepada siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah itu.
Usai diterapkan saksi, salah satu siswa lantas melaporkan hal itu kepada orangtuanya. Sontak laporan itu memantik reaksi dan emosi orangtua siswa.
Tanpa pikir panjang, orangtua salah seorang siswa itu kemudian mendatangi pihak sekolah. Kedatangan orangtua siswa mencari keberadaan guru yang menerapkan sanksi itu.
Dengan geramnya oknum orangtua tersebut justru mengambil tindakan dengan menggunting rambut guru tersebut di dalam kelas.
"Mirisnya pihak-pihak terkait hanya mendamaikan masalah ini," kata Insan Dai melalui akun media sosial pribadinya.
"Jika tidak ada tindak lanjut dari pihak2 terkait maka kami akan atas nama seluruh guru akan menindaklanjuti permasalahan ini," tulisnya.
Cuitan tersebut viral dan sempat dibagikan warganet sebanyak 748 kali. Selain pembagian, ragam komentar warganet juga membanjiri linimasa yang mencapai 845 kali.
Hampir seluruh warganet memberikan dukungan terhadap guru tersebut. Bahkan, ada yang memberikan komentar miring terhadap orangtua yang melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan itu.
"Saya sebagai guru sangat kecewa dengan pihak sekolah yang seakan menyudutkan guru dimana hak martabat seorang guru sungguh miris," kata salah satu akun melalui komentarnya di media sosial.
"yang jadi pertanyaan saya apakah sekolah tempat mendidik atau tempat penitipan anak.?" ujarnya.
Meski begitu, sepertinya kasus ini sudah dimediasi oleh pihak sekolah dan pemerintah setempat. Hal itu dibuktikan dengan adanya surat pernyataan guru tersebut yang dibubuhi tanda tangan, kepala sekolah dan pemerintah desa.