Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,1 di 141 km tenggara Kota Melonguane, ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 64 km, akibat pergerakan mekanisme sesar mendatar.
Menurut Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan daerah Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Morfologi daerah Kabupaten Kepulauan Talaud berupa perbukitan pada bagian tengah pulau, lembah dan dataran pantai. Daerah ini pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai, endapan sungai, dan batuan rombakan gunung api muda yang sebagian telah mengalami pelapukan," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/1/2023).
Advertisement
Wafid menjelaskan, endapan Kuarter dan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Berdasarkan lokasi, kedalaman pusat gempa bumi, dan data mekanisme sumber dari Badan Geologi Amerika Serikat, USGS dan Badan Geologi Jerman, GFZ , maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Wafid.
Skala Intensitas III-IV MMI
Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Sitaro pada skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity).
"Bangunan yang terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) tinggi dan menengah harus dibangun dengan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," ucap Wafid.
Data Badan Geologi mencatat daerah Kabupaten Kepulauan Talaud terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi pada daerah pantai dan dominan terletak pada KRB menengah.
Permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi pada umumnya terletak di daerah pantai yang merupakan KRB gempa bumi tinggi.
"Kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena energinya tidak cukup kuat untuk mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," sebut Wafid.
Advertisement
Daerah Rawan Gempa
Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, direkomendasikan agar meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural.
Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.
Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, 18 Januari 2023, pukul 13.06 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 127.11°BT dan 2.80°LU, erjarak sekitar 141 km tenggara kota Melonguane, ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, dengan magnitudo (M7,1) pada kedalaman 64 km.
Menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 127.051°BT dan 2.740°LU dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 48 km.
Berdasarkan data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 127.05°BT dan 2.72°LU, dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 41 km.