Gibran Sindir Kepala Daerah yang Tiba-tiba Tolak Israel di Piala Dunia U-20

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyanyangkan munculnya penolakan sejumlah kepala daerah atas keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U-2- 2023. Padahal, kepala daerah yang menolak itu sebelumnya telah menandatangani kesepakatan terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dengan segala konsekuensinya.

oleh Fajar Abrori diperbarui 28 Mar 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 14:00 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyindir sejumlah kepala daerah yang menolak kehadiran Timas Israel di Piala Dunia U-20 2023, Selasa (28/3).(Liputan6.com/Fajar Abori)

Liputan6.com, Solo - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kecewa munculnya penolakan sejumlah kepala daerah yang menolak kehadiran dan pertandingan Timnas Israel U-20 pada gelaran Piala Dunia U-20 2023. Padahal, sebelumnya kepala daerah yang wilayahnya terpilih menjadi venue Piala Dunia U-20 2023 telah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

Seperti diketahui, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak kehadiran Israel di Tanah Air untuk mengikuti kompetisi Piala Dunia U-20 2023. Padahal, kepada pemerintahan yang berminat menggelar kompetisi sudah menandatangani perjanjian selaku kota tuan rumah pada 2019 ketika Indonesia mengajukan pencalonan ke FIFA.

"Kan aku wis tandatangan (kesepakatan). Kewajibannya seperti opo (apa), yo nek aku wis ( kalau saya sudah) komitmen apa yang saya tandatangankan di perjanjian itu aku komitmen," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat diminta tanggapannya terkait kepala daerah yang menolak kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 di Balai Kota Solo, Selasa, 28 Maret 2023.

Penolakan Muncul Jelang Perhelatan Piala Dunia U-20

Putra sulung Presiden Jokowi itu pun sangat menyanyangkan munculnya penolakan yang disampaikan kepala daerah yang telah menandatangani kesepakatan tersebut menjelang dihelatnya gelaran Piala Dunia U-20. Ia pun mempertanyakan kenapa penolakan itu muncul tidak di awal saat semua persiapan untuk Piala Dunia U-20 belum dilakukan.

“Satu aja, nek dipermasalahke haruse do protese ket ndek mben-mben, nopo lagi saiki protes ? Kudune ndek mben. Nek ra pingin dadi tuan rumah rasah dadi tuan rumah, protes saiki (kalau dipemasalahkan harusnya protesnya sejak dulu-dulu, kenapa sekarang lagi protes? Seharusnya itu dulu. Kalau tidak ingin jadi ruan rumah tidak usah jadi tuan rumah, protesnya baru sekarang),” tegas Gibran dengan mimik wajah menahan emosi.

Adanya sikap penolakan itu, Gibran pun merasa iba dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang harus bergerak cepat untuk melobi FIFA. Sebagai salah satu kepala daerah yang telah menandatangi kesepakatan itu, dia mengaku selalu komitmen dengan apa yang telah ditandatanganinya.

Mesake (kasihan) Pak Ketum (PSSI). Nek (kalau) aku komitmen dengan segala konsukuensinya wong aku wis (karena saya sudah) tandatangan komitmen. Nek meh (kalau mau) protes, protese ket ndek mben, ora mendekati ngene ngetoke (kalau mau protrs sejak dulu, tidak mendekati seperti saat ini karena sudah mengeluarkan) anggaran lagi protes,” ujar dia.

Isi Kesepakatan

Kemudian Gibran pun membeberkan komitmen yang harus dijalankan dalam kesepakatan yang telah ditandatanganinya itu seperti menata pedagang kali lima di sekitar Stadion Manahan Solo yang menjadi venue Piala Dunia U-20 hingga memastikan keamanan selama berlangsungnya gelaran tersebut.

"Isinya (perjanjian) yo kabeh (ya semua) dan aku komitmen. Pasti, termasuk kelancaran dan keamanan selama Piala Dunia U-20. Kalau nggak kayak gitu, saya nggak berani tanda tangan. Ngapain mereka tanda tangan kalau ujung-ujungnya seperti ini," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya