Bumi Arum, Permakaman Beraroma Harum di Sukoharjo

Konon, kompleks makam yang berada di ketinggian sekitar 60 meter itu beraroma wangi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Apr 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi nyekar, ziarah kubur
Ilustrasi nyekar, ziarah kubur. (Foto oleh RODNAE Productions: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-bunga-bunga-pohon-depresi-6841361/)

Liputan6.com, Solo - Permakaman Bumi Arum berlokasi di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Terdapat sebuah makam keramat di pemakaman tersebut yakni makam dari putra ke 197 Prabu Brawijaya, Raden Joko Bodo, atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Ageng Sutawijaya.

Beberapa sumber menyebut, sosok Ki Ageng Sutawijaya merupakan murid Sunan Kalijaga. Dahulu, ia beragama Hindu yang selanjutnya menjadi mualaf. Terdapat dua versi yang membuat beliau menjadi mualaf, yakni oleh Sunan Kalijaga atau Ki Ageng Pandanaran.

Setelah banyak menimba ilmu agama Islam, Ki Ageng Sutawijaya pun diperintah untuk menyebarkan agama Islam ke daerah timur. Sesampainya di Desa Majasto, Ki Ageng Sutawijaya disambut hangat oleh para penghuni di sekitar lokasi.

Ki Ageng Sutawijaya pun membangun masjid di komplek permakaman Bumi Arum yang akhirnya diberi nama Masjid Tiban. Ki Ageng Sutawijaya akhirnya wafat dan dimakamkan di Majasto bersama para keturunannya.

Konon, kompleks makam yang berada di ketinggian sekitar 60 meter itu beraroma wangi. Alhasil, setiap akan memakamkan jenazah, para penggali kubur tak perlu menggali lubang terlalu dalam.

Banyak tokoh yang mengambil tanah di wilayah pemakaman sebagai tempat pemakaman, salah satunya Sunan Gunung Jati. Salah satu Wali Songo tersebut mengambil tanah sekepal dan dibawa ke Cirebon, sehingga di Cirebon juga terdapat Bumi Sedap yang beraroma harum.

Mengutip dari berbagai sumber, Sultan Agung Hanyokrokusumo juga mengirim utusannya untuk mengambil tanah dan dibawa ke Imogiri. Oleh karena itu, di sana juga ada Bumi Wangi.

Adapun makam di lokasi ini, setelah 1000 hari, setiap nisannya boleh ditumpangi oleh anak-cucunya. Keunikan lain dari Pemakaman Bumi Arum ini adalah anak tangganya yang menuju bukit.

Menurut cerita yang beredar, jumlah anak tangga di makam ini akan berbeda jika dihitung dari bawah dan dari atas. Keunikan tersebut sudah menjadi ciri tersendiri bagi permakaman Bumi Arum di Desa Majasto.

(Resla Aknaita Chak)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya