Resmikan Gedung Baru UMKT, Muhammadiyah Teguhkan Diri Majukan Bangsa Lewat Pendidikan Tinggi

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir resmikan gedung baru milik Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur yang melengkapi fasilitas di kampus swasta terbaik di Kalimantan.

oleh Abdul Jalil diperbarui 20 Mei 2023, 01:32 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 18:00 WIB
Peresmian UMKT
Ketua PP Muhammadiyah resmikan Gedung Jenderal Sudirman yang menjadi fasilitas baru di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Rabu (17/5/2023).

Liputan6.com, Samarinda - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir resmikan gedung baru milik Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Rabu (17/5/2023). Gedung tujuh lantai itu kini menjadi upaya baru Muhammadiyah meningkat mutu kualitas perguruan tinggi di Indonesia.

Peresmian gedung yang diberi nama Gedung Jenderal Sudirman itu dirangkai dengan Halalbihalal bersama warga Muhammadiyah di Kalimantan Timur. Selain Haedar Nashir, peresmian ini juga dihadiri sejumlah Rektor perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Indonesia termasuk di Malaysia.

Rektor UMKT Profesor Bambang Setiaji menjelaskan, UMKT saat ini sudah berusia lima tahun. Pembangunan Gedung baru ini dibangun sendiri oleh perusahaan di bawah Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah.

Bangunan gedung tujuh lantai dibuat dengan sentuhan khas milenial. Pada bagian dalam dan luarnya terdapat mural sehingga sangat instagramable dan dikerjakan oleh seniman asal Kebumen.

Untuk lukisan di bagian dalam gedung menggambarkan dua anak Suku Dayak yang sedang mengintip Eropa melalui UMKT.  Keberadaan UMKT diperjuangkan sebagai sarana belajar bagi putra-putri bangsa yang sulit mendapat akses belajar.

“Anak-anak pedalaman menembus lorong keputusan di UMKT. Artinya anak-anak itu mengambil keputusan untuk sebuah kemajuan,” kata Bambang.

Untuk sisi luar gedung terdapat lukisan yang diberi nama lorong keputusan. Lukisan ini menggambarkan anak-anak pedalaman Kalimantan yang berjalan di lorong dan pada bagian pojok kirinya terdapat tulisan UMKT 0 Kilometer.

Terkait pemilihan nama gedung yakni Gedung Jenderal Sudirman karena pahlawan nasional itu merupakan tokoh Muhammadiyah. Jenderal Sudirman adalah kader Muhammadiyah yang sejak muda aktif di kepanduan Hizbul Wathan.

Jenderal Sudirman juga pernah menjabat sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah di karsidenan Banyumas. Berkat kepemimpinannya di Pemuda Muhammadiyah, beliau terpilih menjadi Komandan Pembela Tanah Air (PETA) Banyumas.

Lompatan Besar UMKT

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat diwawancarai wartawan usai meresemikan Gedung Jenderal Sudirman milik Universitas Kalimantan Timur (UMKT) di Samarinda, Rabu (17/5/2023).

Haedar Nashir mengapresiasi upaya UMKT meningkatkan mutu kualitas perguruan tinggi dengan menyelesaikan pembangunan Gedung baru ini. Dia menyebut hal ini merupakan sebuah lompatan untuk maju.

Karena saat ini UMKT tercatat menjadi universitas swasta terbaik di seluruh kawasan Kalimantan.

“UMKT ini melompat menjadi kampus terbaik untuk swasta. Bisa menjadi besar seperti sekarang ini itu kan hasil dari proses perjuangan semua kita, warga persyarikatan di Kaltim, Profesor Bambang dan kawan-kawan BPH, juga UMS yang ikut berperan untuk memacu UMKT yang sekarang ini,” kata Haedar Nashir.

UMKT bersama dengan 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah oleh Haedar diharapkan menjadi pintu menuju kemajuan persyarikatan, umat, dan bangsa. Dalam pandangan Muhammadiyah, perguruan tinggi Muhammadiyah  bukan hanya sebagai pintu ilmu tapi juga pintu peradaban.

Keinginan maupun cita-cita yang dimiliki oleh UMKT untuk membawa anak-anak pedalaman menembus kemajuan, kata Haedar, merupakan pandangan modern Islam yang aktual. Sebab Islam selalu relevan atau sesuai dengan zaman dan tempat.

“Menghadirkan Islam yang bisa menjawab tantangan zaman. Kita tahu setelah Islam jaya, kita saat ini mundur. Dahulu Islam, sebagai agama yang menyebarkan nilai-nilai dan peradaban di dunia ini selama 8 abad,” ungkapnya.

Barat yang saat ini memimpin peradaban, kata Haedar, hanya mengambil etos kemajuan Islam tapi melupakan spiritualitasnya. Namun demikian, dia melihat Barat saat ini juga berada diambang kritis, lebih-lebih krisis kemanusiaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya