Koneksi Internet Lemot, Sekolah di Pohuwato Tak Bisa Terapkan Kurikulum Merdeka

Namun tidak dengan siswa-siswi SMKN 1 Marisa, Kabupaten pohuwato, Gorontalo. Pembelajaran siswa siswi melalui kurikulum merdeka di SMKN 1 Marisa rupanya belum berjalan maksimal. Ini dikarenakan bandwidth yang digunakan belum memenuhi kebutuhan anak didik.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 02 Agu 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 05:00 WIB
Kelas Pintar untuk program Implementasi Kurikulum Merdeka
Kelas Pintar untuk program Implementasi Kurikulum Merdeka. Dok: Kelas Pintar

Liputan6.com, Gorontalo - Perkembangan teknologi informasi saat ini dapat dinikmati oleh siapa saja. Salah satunya adalah akses internet yang sangat mudah didapatkan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua bisa mengakses apa saja dari internet.

Namun tidak dengan siswa-siswi SMKN 1 Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Pembelajaran siswa siswi melalui kurikulum merdeka di SMKN 1 Marisa rupanya belum berjalan maksimal. Ini dikarenakan bandwidth yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar belum memenuhi kebutuhan anak didik.

Perlu diketahui bahwa bandwidth adalah ukuran seberapa banyak informasi yang bisa dikirimkan oleh jaringan internet dalam satuan Bps atau bit per detik. Bandwidth tersebut mempengaruhi seberapa cepat dan efektif media dalam melakukan transmisi seperti saat mengakses jaringan atau koneksi internet.

Kecilnya Hal ini membuat SMKN 1 Marisa meminta Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Gorontalo menjadi mediator ke Telkom agar kendala ini bisa terselesaikan.

“Kami mengharapkan ada tambahan bandwidth, siapa tahu bisa memediasi dengan Telkom agar proses pembelajaran lebih efisien,” kata Kepala Sekolah SMK 1 Marisa Kamal Abubakar Saleh.

Menurutnya dari sisi ketersediaan sarana untuk penggunaan wifi sudah berusaha secara maksimal. Namun dalam keseharian masih terkendala dengan bandwith yang rendah. Sehingga kebutuhan saat ini belum bisa mencakup kebutuhan secara keseluruhan.

"Baik itu peserta didik maupun kebutuhan lainnya seperti pemanfaatan lokasi sekolah untuk pelatihan," katanya.

“Harusnya kita dibantu secara digitalisasi, akhirnya kita kembali lagi dengan apa yang tersedia, yang penting pembelajaran hari itu berjalan,” kata Kamal.

Dukungan IT terutama dengan ketersediaan bandwith yang baik menurut Kamal sangat membantu pencapaian dalam pembelajaran anak-anak siswa.

SMKN 1 Marisa memiliki 10 konsentrasi diantaranya jurusan teknik komputer jaringan, teknik konstruksi dan teknik bangunan, teknik sepeda motor, teknik mesin, dan nautika kapal. Saat ini SMKN 1 Marisa mendidik 600 orang siswa dengan ketersediaan guru dan pegawai sebanyak 64 orang.

"Mudah-mudahan bisa direalisasikan, sehingga siswa bisa belajar nyaman tanpa ada kendala. Apalagi soal bandwith yang kurang," ia menandaskan.

Sementara itu, salah satu siswa Apriani mengaku, jika dengan bandwith yang rendah membuat mereka cepat bosan belajar. Apalagi ketika berselancar di internet, akses internet lambat karena bandwith yang kecil.

"Pasti membosankan karena menunggu lama. Bandwidth lambat dan terbatas itu adalah kendala utama saat belajar," keluhnya.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya