Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara Siap Rebut Pasar Durian di Tiongkok

Balai Karantina Indonesia (Barantin) menargetkan merebut pasar ekspor durian ke Tiongkok yang saat ini merupakan pengimpor durian terbesar secara global.

oleh Heri Susanto diperbarui 21 Feb 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 22:00 WIB
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean saat membuka FGD bersama multi pihak di Kota Palu, Senin (19/2/2024). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Kota Palu - Salah satu daerah yang tengah dipersiapkan untuk memasok kebutuhan durian ke Tiongkok itu yakni Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara. Dua provinsi itu dinilai punya potensi baik dari segi luasan kebun maupun kualitas.

Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean mengungkapkan keseriusan Indonesia menjadi eksportir durian ke Tiongkok sudah dimulai sejak tahun 2020 dengan mengajukan akses pasar durian secara resmi ke Pemerintah Tiongkok. Pengajuan itu mendapat tanggapan pada 2023 dengan disampaikannya analisis risiko. 

Indonesia selanjutnya diminta menyiapkan audit kebun dan rumah kemas durian guna memastikan keberlangsungan ekspor dan kualitas komoditi.

"Kami mulai dengan tahap audit kebun dan rumah kemas. Prinsipnya Barantin siap mengawal persiapan ekspor," kata Sahat saat menghadiri FGD multi pihak bertema 'Durian Indonesia Tembus Pasar Tiongkok' di Kota Palu, Senin (19/2/2023).

Dalam dua tahun terakhir kata Sahat, Tiongkok mengimpor hingga 91 persen durian dari total permintaan global. Jika dirata-ratakan setiap tahunnya permintaan durian ke negara itu melonjak 400 persen dari tahun ke tahun.

Selama ini sendiri pengiriman durian Indonesia ke negara 'tirai bambu' belum pernah dilakukan secara langsung, melainkan melalui Malaysia atau Thailand. Secara keseluruhan berdasarkan data IQ-FAST Barantin selama tahun 2023 Indonesia mengekspor durian sebanyak 7,15 ton ke beberapa begara di Asia. 

Untuk menjaga keberlangsungan ekspor, Sahat mengingatkan tantangan yang mesti diatasi bersama di antaranya traceability sistem baik untuk mitigasi Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) maupun kualitas dan mutu ekspor sesuai standar yang ditetapkan Tiongkok.

"Ini peluang yang harus diambil untuk meningkatkan kebermanfaatan bagi daerah dan petani. Olehnya semua pihak mesti bersama-sama memastikan penanganan persiapan ekspor mulai hulu hingga hilir," pungkas Sahat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya