Gunungan Oleh-Oleh Setinggi 11 Meter Meriahkan Teras Malioboro

DIY memecahkan rekor MURI dan rekor dunia atas gunungan oleh-oleh setinggi 11 meter, dari lebih dari 3000 UMKM dan pedagang di kawasan Malioboro. Gunungan oleh-oleh tersebut berisi produk kuliner, craft dan fashion, dan tercatat sebagai yang terbesar serta tertinggi yang pernah  ada serta melibatkan UMKM terbanyak. 

oleh Yanuar H diperbarui 06 Mar 2024, 21:04 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2024, 21:04 WIB
La'eeb Menyapa Warga Yogyakarta
La'eeb juga bermain di Teras Malioboro, Yogyakarta, pada Sabtu (12/11/2022). (Ist)

Liputan6.com, Yogyakarta Teras Malioboro begitu meriah dengan adanya gunungan oleh oleh setinggi 11 meter berisi produk kuliner, kerajinan tangan, dan fesyen di Festival Teras Malioboro. Teras ini masuk rekor MURI sebagai gunungan terbesar serta tertinggi yang pernah ada serta melibatkan UMKM. Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan jika gunungan ini sebagai bukti UMKM yang terus berkembang.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian Rekor Muri untuk Gunungan Oleh-Oleh Khas Jogja Tertinggi Dan Terbanyak Melibatkan 3000 UKM DIY yang telah kita raih bersama. Ini merupakan bukti dari tekad, kerja kolaboratif, dan cita-cita besar kita semua,” kata Beny, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, saat ini, Teras Malioboro menjadi ikon baru dan pusat ekonomi kreatif di Yogyakarta. Selain itu, Teras Malioboro juga menjadi transformasi pedagang yang kreatif.

“Festival ini adalah apresiasi kepada tenant Teras Malioboro, yang mampu menunjukkan perkembangannya pada aspek SDM, pemasaran, dan legalitasnya. Kami berharap ini bisa memicu tenant yang lain untuk berkembang dan naik kelas,” kata Beny.

Beny berharap, Teras Malioboro bisa berkembang menjadi pusat ekonomi kreatif yang kuat dan inklusif. Setiap elemen, dari pedagang fesyen, aksesoris, kuliner, jasa pendukung, petugas keamanan, hingga pengunjung, dapat tumbuh bersama, menciptakan sinergi yang positif untuk kemajuan bersama.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menjelaskan, Festival Teras Malioboro ini menggunakan Dana Keistimewaan DIY. Acara digelar dengan tujuan merefleksi skema penataan sumbu filosofi yang terpadu, berkelanjutan dan humanis.  

"Kami ingin antar tenant, pelaku usaha hingga antar-instansi maupun antar-wilayah memperkuat modal sosial di teras Malioboro. Hal ini dalam rangka mendukung misi kebudayaan di sumbu filosofis serta partisipasi pengembangan teras Malioboro dalam 2 tahun ini,” ujar Siwi.

Siwi mengatakan pihaknya mengarahkan kepada para 888 tenant di Teras Malioboro agar melek teknologi digital dan digitalisasi sistem perbankan pada metode pembayaran secara mobile. Transformasi digital ini penting, untuk mengejar laju perkembangan teknologi yang semakin maju.

Dari 888 tenant di Teras Malioboro itu ada 267 tenant fesyen, 256 kuliner, dan 365 tenant craft. Untuk mewadahi pemasaran yang lebih luas, diluncurkan pula aplikasi Teras Mobile dalam rangka mempermudah pelayanan.

"Kami berharap bisa melangkah bersama mewujudkan UMKM yang berkah, naik kelas, dan produk yang berkualitas. Apalagi gunungan yang nanti akan kita bagikan pada masyarakat. Diharapkan mampu mengenalkan produk, sehingga masyarakat tertarik dan lanjut membeli," tutup Siwi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya