Liputan6.com, Blora - Curah hujan tinggi beberapa hari ini terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Imbasnya, jalan yang kondisinya rusak jadi tambah parah dan sejumlah wilayah mengalami tanah longsor.
Kejadian teranyar dihimpun Liputan6.com, setidaknya ada tiga lokasi di Kabupaten Blora yang mengalami tanah longsor dalam sepekan ini. Berikut selengkapnya:
Baca Juga
1. Tanah Longsor di Tlogowungu, Japah
Kepala Desa Tlogowung, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Bambang Sutambah melaporkan, adanya bencana tanah longsor di wilayahnya kepada Camat Japah.
Advertisement
Tepatnya tanah longsor ini di Dukuh Balong RT 06 RW 02, Desa Tlogowungu, terjadi pada Jumat pagi (15/3/2024) sekitar pukul 08.45 WIB. Adapun penyebabnya dikarenakan curah hujan yang tinggi.
"Sudah 5 hari hujan yang tidak kunjung reda," terangnya, Jumat (15/3/2024).
Kades Tlogowungu juga menerangkan, bahwa rumah warga sangat dekat dari lokasi longsoran. Adapun tingginya sekitar 5 meter, lebar 3 meter dan panjang 8 meter.
"Jarak dengan rumah warga kurang lebih 5 meter," terangnya.
Diketahui, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tanah longsor di Desa Tlogowungu ini. Untuk kerugian sendiri masih dihitung oleh petugas.
2. Tanah Longsor di Panolan, Kedungtuban
Kejadian tanah longsor berikutnya terjadi di lingkungan RT 07 RW 04, Desa Panolan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (13/3/2024) sekitar pukul 16.15 WIB.
Sukarjak selaku Ketua RW setempat menyampaikan, bahwa tanah longsor yang terjadi pada sore hari itu setelah wilayahnya hujan beberapa hari ini.
"Untuk ketinggian tanah yang longsor mencapai kurang lebih sekitar 7 meter, panjang 14 meter," terangnya.
Ia berharap segera adanya tindak lanjut dari pihak terkait. Sebab jika tidak segera ditangani, warga khwatir longsor tersebut akan meluas.
"Tidak menutup kemungkinan juga bisa ada korban," ungkap Sukarjak.
Advertisement
3. Tanah Longsor di Gadon, Cepu
Kejadian tanah longsor berikutnya juga terjadi di Desa Gadon, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Selasa (12/3/2024) sekitar pukul 23 WIB.
Agung Triyono selaku TRC BPBD Kabupaten Blora menerangkan, bahwa tanah longsor terjadi pada tebing talut karena dasar sungai tergerus arus sungai Bengawan Solo saat debit Bengawan pada 9-10 Maret 2024.
"Dampak longsor ini memutus akses jalan Ngloram-Gadon," terangnya
Aminuddin selaku salah satu warga yang menyaksikan peristiwa tersebut merasa terkejut dan kaget. Pasalnya, longsor terjadi begitu cepat dan pada malam hari selepas salat isya' yang disertai suara getaran.
Ia berharap adanya tanah longsor yang terjadi ini segera ditangani.
"Mudah-mudahan segera ditangani dan ada perhatian kusus dari Pemkab Blora, sebab longsor ini dekat dengan jembatan yang merupakan akses satu-satunya warga sekitar," kata Aminuddin.
"Kita khawatir nanti melebar dan jembatannya tergerus longsor juga," imbuhnya.