Sampoerna Terpikat Keseksian Pengusaha Lokal untuk Membuka Lapangan Kerja

Dengan menggandeng dan bermitra dengan pengusaha lokal, ribuan tenaga kerja terserap dan membawa dampak lanjutan dalam pendapatan asli daerah.

oleh Felek Wahyu diperbarui 29 Mar 2024, 03:24 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2024, 03:24 WIB
Sampoerna
PT HM Sampoerna Tbk dengan pengusaha daerah untuk menyerap ribuan tenaga kerja dan menciptakan efek ganda bagi daerah. Foto: liputan6.com/felek wahyu 

Liputan6.com, Karanganyar - PT HM Sampoerna Tbk. menambah kemitraan dengan pengusaha daerah. Kali ini dengan dalam fasilitas produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) Mitra Produksi Sigaret (MPS) baru di Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Pembukaan MPS Jaten merupakan bagian dari realisasi penyerapan tenaga kerja oleh Sampoerna untuk fasilitas produksi SKT dan MPS baru di berbagai kota/kabupaten di Pulau Jawa. Dimiliki dan dikelola oleh PT Attin Sigaret Indonesia, MPS Jaten membuka lapangan kerja bagi sekitar 2.000 orang.

Dalam peresmian itu, Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu Iyan Rubiyanto mengapresiasi dan berharap berdampak positif bagi perekonomian daerah.

“Kami juga mengapresiasi Sampoerna yang konsisten bermitra dengan pengusaha dan koperasi lokal, utamanya dalam menambah serapan ribuan orang tenaga kerja," katanya.

Menurutnya Industri SKT juga membawa dampak ekonomi terhadap masyarakat. Keberlangsungan industri merupakan salah satu fokus Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu.

Kinerja segmen SKT mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan mulai tahun 2020 setelah terus mengalami penurunan pangsa pasar dari 37% pada tahun 2006 menjadi 17% pada tahun 2019.

Melalui dukungan kebijakan cukai yang mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja dalam 4 tahun terakhir, segmen SKT mencatatkan pangsa pasar 28% di tahun 2023.

 

Lapangan Kerja

20160520- Kecelakaan Kerja di Pabrik Sampoerna Nihil Selama 20 Tahun-Surabaya-AFP Photo
Aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya, Kamis (19/5). HMSP mendapat rekor MURI dengan kecelakaan kerja nihil selama 20 tahun (1996-2006). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Sementara itu Direktur Sampoerna, Elvira Lianita berterima kasih atas dukungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mewakili Pemerintah pusat dalam menjaga kelangsungan Industri Hasil Tembakau, termasuk perlindungan sektor padat karya SKT melalui berbagai kebijakan.

"MPS Jaten adalah satu dari lima MPS baru yang resmi mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2024 dan melengkapi kemitraan SKT baru Sampoerna lainnya di Kabupaten Cilacap, Purwodadi, dan Kebumen di Jawa Tengah, serta Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur," katanya.

Kini, mitra SKT Sampoerna menjadi 43 MPS yang keseluruhannya dimiliki dan dioperasikan oleh pengusaha daerah dan/atau koperasi setempat. Efeknya membuka lapangan kerja menjadi lebih dari 90.000 orang, dengan sekitar 90% di antaranya adalah karyawan fasilitas produksi SKT.

"Semoga Sampoerna dapat terus berperan serta dalam menciptakan efek berganda yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat luas," kata Elvira.

Pemilik PT Attin Sigaret Indonesia, Sri Yatin, menuturkan bahwa tenaga pelinting berasal dari desa dan wilayah sekitar pabrik di Karanganyar. Banyak juga yang merupakan angkatan kerja baru, langsung bekerja setelah selesai pendidikan SMP atau SMA.

"Kami juga berharap membawa manfaat bagi masyarakat sekitar karena saya lihat sudah mulai banyak rumah makan dan usaha baru di sekitar pabrik. Kami harap ini menjadi interaksi yang positif dan membawa dampak ekonomi ganda,” kata Sri Yatin.

Peresmian MPS Jaten memperkuat komitmen Sampoerna untuk terus berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi Indonesia. Tahun 2024 ini, Sampoerna telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya