Pakar Beberkan Sejumlah Akar Masalah Macet pada Masa Mudik Lebaran

Penyebab kemacetan pada masa mudik itu sangat beragam dan kompleks, seperti dipicu volume kendaraan pribadi yang tinggi, masalah infrastruktur dan rencana tata ruang, hingga problem petugas, dan manajemen lalu lintas.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 08 Apr 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2024, 22:00 WIB
Kendaraan Pemudik yang Terjebak Kemacetan Panjang saat Menuju Pelabuhan Merak Banten
Ribuan kendaraan pemudik terjebak kemacetan hingga sekitar 7 km. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bandung - Kemacetan menjadi persoalan yang hingga kini terus mengimbuhi tradisi mudik lebaran. Pakar menilai, penyebab kemacetan pada masa mudik itu sangat beragam dan kompleks, seperti dipicu volume kendaraan pribadi yang tinggi, masalah infrastruktur dan rencana tata ruang, hingga problem petugas dan manajemen lalu lintas.

Amatan itu di antaranya disampaikan oleh Pakar Tata Kota dari Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB), Dr I Gusti Ayu Andani.

"Di kota besar, sebut saja Jakarta dan Bandung, pada hari-hari biasa saja arus lalu lintas sudah sangat padat. Bisa dibayangkan, saat mudik, volume lalu lintas melonjak sangat signifikan. Jalan-jalan di beberapa kota mungkin tidak dirancang untuk menangani volume lalu lintas yang begitu besar," kata dia dikutip lewat laman ITB.

Pertumbuhan kota yang cepat dan tidak terkontrol, tanpa rencana tata ruang yang memadai, dapat menyebabkan pembangunan yang menyebar (urban sprawl) dengan infrastruktur yang tidak memadai untuk menunjang mobilitas yang efisien.

Di samping itu, kurangnya integrasi antara berbagai moda transportasi publik dan konektivitas menuju pusat-pusat permukiman menyebabkan banyak orang memilih menggunakan kendaraan pribadi, yang menambah volume lalu lintas.

Kondisi itu bisa semakin bermasalah ketika manajemen lalu lintas kurang efisien dalam mengatur arus kendaraan. Sebut saja kurangnya petugas untuk mengatur lalu lintas, sistem lampu lalu lintas yang tidak disesuaikan dengan volume kendaraan, atau kekurangan rambu-rambu lalu lintas yang memadai.

"Di beberapa daerah, mungkin ada sedikit atau tidak ada alternatif rute untuk mencapai tujuan tertentu, yang berarti semua lalu lintas terpaksa melewati beberapa titik choke yang sama dan memperparah kemacetan," tuturnya.

"Jalan-jalan yang dalam kondisi buruk juga dapat memperlambat lalu lintas dan menyebabkan kemacetan, terutama ketika kendaraan harus mengurangi kecepatan atau menghindari lubang dan kerusakan jalan lainnya," lanjutnya.

Aktivitas Warga dan Urbanisasi

Belum lagi di beberapa titik yang dilalui pemudik pun seringkali muncul berbagai aktivitas, contohnya pasar tumpah yang dapat mengurangi kecepatan berkendara.

"Volume lalu lintas saat mudik sangat tinggi dan belum sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia, termasuk dari segi kualitasnya. Terlebih, arus mudik di Indonesia umumnya masih didominasi oleh penggunaan kendaraan pribadi," katanya.

Urbanisasi juga dapat menjadi salah satu pemicu kemacetan. Alasan utama seseorang pindah ke kota adalah mencari pekerjaan, pendidikan yang lebih baik, dan akses ke layanan serta fasilitas. Proses tersebut, seiring dengan berjalannya waktu dapat menciptakan konsentrasi populasi di wilayah perkotaan.

Ketika memasuki musim mudik, masyarakat yang ada di perkotaan pun berbondong-bondong untuk kembali ke tempat asalnya.

"Mudik terjadi sebagai akibat langsung dari urbanisasi ini, karena individu yang telah pindah ke kota besar ingin kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan hari raya dengan keluarga dan teman," katanya.

"Maka tak heran, terjadilah kemacetan pada saat musim mudik ini. Lantaran adanya arus perpindahan sementara dari masyarakat yang tinggal di kota, lalu kembali ke tempat asalnya dengan jumlah yang sangat banyak," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya