Badan Geologi Minta Tingkatkan Mitigasi Bencana Gempa di Pangalengan

Daerah Pangalengan Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 03 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 09:00 WIB
Gempa Kabupaten bandung
Gempa Magnitudo 4,2 menggetarkan wilayah Kabupaten Bandung, jabar, Rabu (1/5/2024). (Liputan6.com/ Dok BMKG)

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi rekomendasikan peningkatan upaya mitigasi gempa bumi di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Rekomendasi itu disampaikan usai gempa darat magnitudo M4,2 yang pusatnya teridentifikasi sekitar 2,5 km selatan Pangalengan, Rabu (1/5/2024) pukul 10.06 WIB.

Gempa terasa di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada skala intensitas antara III MMI (Modified Mercalli Intensity). Sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah.

"Oleh karena daerah Pangalengan Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid secara tertulis.

Wafid menyampaikan, morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal dan lembah. Secara umum, daerah tersebut tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras atau batuan lunak (kelas C).

Badan Geologi menyebutkan, perbukitan bergelombang atau terjal yang tersusun dari batuan rombakan gunung api yang telah mengalami pelapukan itu berpotensi terjadinya gerakan tanah. Kondisi demikian, dapat dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif di daerah Pangalengan dengan mekanisme sesar mendatar," kata Wafid.

Badan Geologi pun merekomendasikan agar bangunan di daerah Pangalengan dibangun dengan menggunakan konstruksi tahan gempa, selain juga mesti adanya jalur evakuasi.

"Bangunan di daerah Pangalengan Kabupaten Bandung harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan, dan harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," jelasnya.

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh isu atau hoaks tentang gempa bumi. "Ikuti arahan dari petugas BPBD setempat".

 

75 Sesar Aktif

Sebelumnya, Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan di Pulau Jawa terdeteksi 75 sesar (patahan) aktif yang terpetakan hingga 2024.

Menurut Peneliti PRKG BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, jumlah sesar aktif itu mengalami penambahan setelah sebelumnya di ditemukan enam sesar aktif di Pulau Jawa pada 2010 dan 2017 bertambah menjadi 31 sesar aktif.

"Dari angka tersebut, yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen," ujar Nuraini di webinar Talk to Scientists dicuplik dari laman BRIN, Sabtu, 20 April 2024.

Seperti diketahui adanya sesar aktif ini dapat memicu peristiwa gempa. Gempa merupakan peristiwa yang tidak bisa diprediksi dan tidak setiap tahun rutin terjadi. Tetapi, setiap kali terjadi selalu menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak. 

Mengingat hal ini, maka sumber gempa pada tahun 2017 sudah dipetakan sebanyak 295. Tahun 2024 dilakukan pemutahiran sumber gempa yang dipahami serta diberi nama sekitar 400 sumber gempa.

"Kalau kita overlay-kan dengan jumlah penduduk di Indonesia, maka sekitar 200 juta penduduk Indonesia bisa mengalami goncangan gempa dengan intensitas magnitudo 6 ke atas atau sekitar 77 persen. Ada sekitar empat juta jiwa yang tinggal di atas patahan atau sesar," kata Nuraini.

Mitigasi Bencana

Mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Dalam artikel sebelumnya, mitigasi gempa melingkup tiga tahap yakni tahap sebelum gempa, saat gempa dan sesudah gempa. Adapun beberapa contoh mitigasi tersebut yakni:

Sebelum Gempa

1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal

3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

5. Periksa penggunaan listrik dan gas

6. Catat nomor telepon penting

7. Kenali jalur evakuasi

8. Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

Ketika Gempa

1. Tetap tenang

2. Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang

3. Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

4. Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

Setelah Gempa

1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa

2. Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

3. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya