Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat (Jabar) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sepaham soal berbagai aspek seperti tata kelola serta pemasaran secara kreatif.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman, Provinsi Jabar memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, bukan hanya wisata alam tetapi juga wisata seni budaya, wisata konvensi, wisata agro, wisata kuliner, wisata belanja, wisata buatan, wisata religi, wisata sejarah dan wisata olahraga.
"Potensi pariwisata Jabar luar biasa. Tugas kita adalah mengelolanya secara profesional agar aman dan nyaman, serta memasarkannya secara kreatif agar mekar dan bertumbuh," ujar Herman Suryatman, Bandung, Sabtu, 18 Mei 2024.
Advertisement
Baca Juga
Herman mengatakan semua pihak sepaham untuk memajukan industri pariwisata Jabar, serta apresiasi atas inisiatif Pemprov Jabar mengajak GIPI berdiskusi.
Ketua GIPI Jawa Barat Herman Muchtar menyebutkan tindakan konkrit atas seluruh rencana pengembangan pariwisata merupakan keniscayaan yang dapat dilaukan oleh pemerintah.
"Kami keluarga besar GIPI Jabar menyambut baik diskusi informal yang berkesan ini. Kami berharap ada tindak lanjut kongkrit dari semua pihak untuk kemajuan industri pariwisata Jabar," kata Herman Muchtar.
Selain Ketua GIPI Jabar Herman Muchtar, kesepahaman itu diutarakan juga oleh Heni Smith (Dewan Pakar GIPI), Djoni (Dewan Pakar GIPI), Taufik Hidayat Udjo (Ketua Bidang Pengembangan Destinasi Wisata), dan Herrie Hermanie Soewarma (Wakil Ketua GIPI) saat bertemu dengan Sekertaris Daerah Jabar Herman Suryatman di Sujiva Resto and Art Space, Bandung, Sabtu (12/5/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Bahas SE Perketatan Izin Study Tour
Terkait Surat Edaran (SE) Gubernur Jabar tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan, GIPI memahami latar belakang dan maksud dari SE tersebut.
"Kami memahami SE dimaksud ditujukan untuk keamanan dan kemanfaatan pelaksanan study tour di Jawa Barat. Namun kami mohon juga Pemprov Jabar mengantisipasi dampak penafsirannya di lapangan," ujar Herman Muchtar.
Sedangkan Herman Suryatman menegaskan bahwa isi SE dimaksud sangat edukatif dan tidak ada muatan untuk mereduksi industri pariwisata.
"Pak Gubernur tegas dan jelas menyampaikan di SE tersebut, mengimbau satuan pendidikan untuk melaksanakan study tour di dalam kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. Hanya saja untuk menjamin keamanan dan kemanfaatannya, satuan pendidikan diminta untuk memperhatikan kesiapan awak kendaraan, keamanan jalur yang akan dilalui, serta kelaikan kendaraan," ungkap Herman Suryatman.
Untuk itu, satuan pendidikan diminta juga untuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan di wilayah kabupaten dan kota masing-masing, serta menyampaikan pemberitahuan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya.
"SE tersebut sifatnya antisipatif dan mitigatif, dengan harapan tidak ada kejadian serupa di masa depan. Kita ambil pelajaran dan hikmah dari kecelakaan di Subang," tukas Herman Suryatman.
Pada kesempatan tersebut, Taufik Hidayat Udjo mengatakan agar kejadian Subang memantik semua pihak melakukan introspeksi.
"Kami di PUTRi, bagian dari GIPI, akan berintrospeksi dan siap mendukung Pemprov Jabar dalam melakukan standarisasi dan monitoring bagi pelaku jasa pariwisata, baik travel maupun destinasi wisata, agar aman dan nyaman, serta pariwisata Jabar lebih baik. Pelaku jasa pariwisata yang tidak legal harus ditertibkan," ujar Taufik.
Demikian juga Heni Smith, Dewan Pakar GIPI, memberikan apresiasi terhadap pertemuan informal ini. Dengan harapan, berkaca dari musibah tersebut, semua pihak agar introspeksi, termasuk berbagai asosiasi dibawah GIPI.
"Dimohon semua asosiasi yang tergabung di GIPI dapat mendisiplinkan anggotanya. Lakukan juga pengawasan yang berkelanjutan," ucap Heni.
Advertisement
Pengembangan Sektor Ekonomi Kreatif di Jabar
Dilansir dari kanal Regional, Liputan6, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin meyakini ekonomi kreatif merupakan masa depan di provinsi penopang Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Untuk itu, Bey mendorong sektor ekonomi kreatif dan pengembangan pariwisata, serta kebudayaan pada workshop Smiling West Java.
"Saya yakin masa depan kita ada pada ekonomi kreatif," ujar Bey dalam siaran medianya dikutip, Rabu, 8 Mei 2024.
Smiling West Java Academy merupakan aktivasi ruang publik dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar melalui workshop kepariwisataan, serta 17 sub sektor untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan ekonomi kreatif.
Bey mengatakan Provinsi Jabar mulai membangun ekonomi kreatif pada 2022-2023 melalui pemanfaatan teknologi.
"Tahun 2023-2025 menjadi masa percepatan dengan sinergi dan kolaborasi bersama para pelaku ekonomi kreatif," kata Bey.
Bey mengatakan Provinsi Jabar sendiri terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Hal itu dibuktikan dengan menyumbang 20,74 persen terhadap PDRB ekonomi kreatif nasional.
Namun demikian, Bey menyebutkan terdapat hambatan yang harus diselesaikan. Khususnya regulasi maupun ekosistem dalam menghadapi persaingan global.
Provinsi Jabar sendiri telah memiliki Perda Nomor 15/2017 tentang Ekraf dan Pergub Nomor 44/2021 tentang Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2025.
"Pembangunan simpul-simpul kreatif (creative hub) adalah salah satunya," sebut Bey.
Creative hub dapat menjadi ruang berkreasi bagi masyarakat sekaligus media dalam menciptakan kemandirian ekonomi daerah.
Pemerintah Jabar berkomitmen dengan menghadirkan gedung -gedung creatif centre dan mengaktivasi ruang-ruang publik melalui kolaborasi pentaheliks. Salah satunya ruang publik seni dan kreatif di Disparbud Jabar.
Kepala Disparbud Jabar Benny Bachtiar mengatakan kelas atau workshop kreatif akan dilaksanakan berkelanjutan setiap Sabtu dan Minggu dalam empat sesi pertemuan.
"Diharapkan Smiling West Java Academy ini menjadi wadah bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengembangkan potensinya," kata Benny.
Workshop gelombang 1 akan diselenggarakan selama 6 minggu meliputi workshop pariwisata, hospitality, pramuwisata, pengembangan game, seni pertunjukan dan seni musik.
Untuk batch 1 ini Disparbud berkolaborasi dengan Politeknik Bandung, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Himpunan Pramusiwata Indonesia, PHRI, Agate Academy, Singlet Kabaret, Senandung dan KPJ Jabar.
Sasaran peserta meliputi pelaku industri pariwisata, industri kreatif, asosiasi, komunitas, pelajar dan mahasiswa serta ASN/non - ASN yang ingin terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif. Batch 1 diikuti oleh puluhan peserta.
"Kami yakin kegiatan ini dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki para pelaku industri pariwisata dan kreatif sekaligus menjawab tantangan ketenagakerjaan dan kewirausahaan. Sebab ini pun bisa menjadi ajang pemasaran industri kreatif," jelas Benny.
Sejarah GIPI Jabar
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Jawa Barat memiliki sejarah yang menarik. Pada 23 November 2018, inisiatif untuk membentuk GIPI muncul dari Dinas Pariwisata dab Budaya (Disparbud) Jawa Barat.
Setelah memiliki struktur organisasi yang matang, GIPI Jawa Barat secara resmi dikukuhkan pada 11 Desember 2018 di Grand Mercure Setiabudhi, Kota Bandung. Pelantikan kepengurusan GIPI Jawa Barat periode 2018-2023 dilakukan langsung oleh Ketua Umum GPI, Didien Djunaedi.
GIPI hadir untuk menjawab tantangan global dalam pengembangan sektor pariwisata di Jawa Barat, yang memiliki potensi luar biasa dalam berbagai bidang, termasuk wisata alam, seni budaya, konvensi, agro, kuliner, belanja, buatan, religi, dan olahraga.
Menurut Kadisparbud Jabar pada waktu itu dijabat Ida Hernida, mengatakan bahwa kehadirian GIPI selaras dengan program pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ingin mempercepat pembangunan sektor pariwisata.
Oleh sebab itu, ketika Ketua Umum GIPI mengabarkan rencana pembentukan GIPI di Jabar pihaknya langsung bergerak.
"Setelah banyak melakukan pembicaraan dengan pak Didien,maka saya langsung mengintruksikan kepada Kepala Bidang Industri Pariwisata untuk segera mengumpulkan teman-teman yang memang bergerak di asosiasi untuk membicarakan apa yang diinginkan kementerian melalui, Pak Didien," kata Ida dilansir laman Klik Nu Sae, Sabtu, 18 Maei 2024.
Pada kesempatan tersebut, akhirnya berkumpul lebih dari 13 asosiasi pariwisata di Jawa Barat yang secara aklamasi memilih Herman Muchtar (Ketua PHRI Jabar) sebagai Ketua GIPI 2018-2023.
Menurut Hernida kiprah GIPI kedepan akan sangat ditunggu mengingat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mencanangkan Jabar sebagai provinsi pariwisata.
"Artinya, ini adalah tantangan bagi kita, terutama yang bergerak di industri pariwisata,bagaimana menjadikan Jabar sebagai juara di bidang pariwisata. Apalagi sektor pariwisata menjadi unggulan yang dicanangkan langsung oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Pada tahun mendatang destinasi-destinasi yang ada di Jawa Barat mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari kucuran anggaran yang telah dipersiapkan.
"Tinggal 3 A-nya (atraksi,aksesibilitas, dan amenitas) yang harus kita perbaiki dan sempurnakan," tambah Ida.
Advertisement