Kajian Singkat Badan Geologi Kementerian ESDM soal Gempa Bumi Magnitudo 7,0 di Perairan Kepulauan Sangihe

Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

oleh Arie Nugraha diperbarui 11 Jul 2024, 22:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 21:45 WIB
Gempa Bumi
Gempa bumi magnitudo 7 mengguncang wilayah laut Sulawesi Kepulauan Sangihe, Sulut.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan kajian singkat soal gempa bumi berkekuatan M 7,0 di kedalaman 632 km diperairan barat laut Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, pukul 09.13 WIB, Kamis (11/7/2024).

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari USGS Amerika Serikat, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman di selatan Filipina dengan mekanisme sesar naik sudut landai," ujar Wafid, Bandung, Kamis (11/7/2024).

Wafid mengatakan daerah disekitar pusat gempa bumi pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai dan pada bagian tengahnya merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Menurut data Badan Geologi, daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.

"Bangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud harus dibangun dengan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," kata Wafid.

Batuannya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai dan batuan rombakan gunungapi muda yang sebagian telah mengalami pelapukan.

Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

"Masyarakat diimbau untuk tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan percaya oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ucap Wafid.

Wafid menuturkan kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Menurut data Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) guncangan gempa bumi terasa di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud pada skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity).

"Data Badan Geologi menyebutkan sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi," ungkap Wafid.

Kejadian gempa bumi ini terang Wafid, tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 123,28 BT dan 6,14 LU, berjarak sekitar 370 km barat laut Kota Tahuna, ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara), dengan magnitudo (M 7,0) pada kedalaman 632 km.

Sedangkan, menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 123,161 BT dan 6,065 LU dengan magnitudo (M 7,1) pada kedalaman 620,1 km.

Gempa ini terekem pula oleh GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 123,19 BT dan 6,09 LU, dengan magnitudo (M 6,5) pada kedalaman 630 km.

 

Antisipasi Gempa Bumi

Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

Sebelum Terjadi Gempa:

- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Patikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

 

Saat Terjadi Gempa

Saat Terjadi Gempa:

- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

 

Setelah Terjadi Gempa

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.

- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.

- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya