Kisah Mbah Sarno Veteran yang 'Belum Merdeka' di Hari Kemerdekaan

Mbah Sarno, seorang veteran asal Gunungkidul hingga 2024 ini belum mendapat dana pensiun dari pemerintah yang menjadi haknya.

oleh Hendro diperbarui 08 Agu 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 09:00 WIB
Mbah Sarno Veteran
Mbah Sarno Menunjukan sertifikat tentara berpangkat Kopral Dua yang belum mendapat dana Pensiun

Liputan6.com, Gunungkidul - Kemeriahan hari Kemerdekaan Republik Indonesia mulai dirasakan seluruh warga. Tak sedikit yang merayakan kemerdekaan dengan berbagai lomba dan atribut bendera yang menghiasi rumah maupun dijalan jalan.

Namun kemerdekaan yang dirasakan warga tak dirasakan oleh Mbah Sarno (84) warga Susukan II, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta. Pasalnya, Mbah sarno yang merupakan veteran kemerdekaan belum mendapatkan haknya, yaitu dana pensiun dari pemerintah.

Saat ditemui dirumahnya, Mbah Sarno menceritakan keadaan dirinya yang tinggal dirumah berukuran 6x9 meter yang ia bangun sejak istrinya meninggal dunia 15 tahun yang lalu. Mbah Sarno yang tidak memiliki petak tanah, harus meminjam saudaranya untuk membuat tempat tinggal.

"Awalnya saya bersama istri tinggal di Karangmojo, Gunungkidul. namun setelah istri saya meninggal saya pindah kesini dan membanyun rumah ini," kata dia.

Disinggung soal anak, Mbah Sarno menceritakan bahwa dirinya belum mempunyai anak, baik dari istri pertama maupun istri kedua kedua tang telah meninggal dunia. Meski demikian, Mbah Sarno masih memliki saudara dan keponakan yang meminjamkan sebidang tanah untuk ditinggali sekarang.

Mbah sarno mengungkapkan bahwa setiap harinya ia melakukan aktivitasnya seperti biasa. Meski di rumah tidak ada kamar mandi dan WC, Mbah Sarno merawat rumah dalam kondisi bersih seperti saat ia masih di Bataliyon.

Mbah Sarno menceritakan bahwa dirinya merupakan salah satu Veteran yang berasal dari Wajib Militer Darurat, di mana tugasnya merupakan ikut berperang bersama anggota lainnya. Bahkan, ia pernah menjalankan pendidikan militer dan tugaskan ke beberapa daerah di Indonesia.

"Selesai pendidikan saya dikirim ke Sulawesi selama 2 tahun, setelah itu saya ditugaskan lagi ke Timor Timor selama beberapa tahun, saya lupa tepatnya. setelah itu, saya dikirim untuk ikut memberantas PKI di wilayah Kudus, Demak, Purwodadi dan sekitarnya dibawah Bataliyon 442," jelasnya.

Usai beberapa kali ditugaskan, Mbah sarno juga pernah mendapat tugas sebagai pemungut karcis pasar. Hal tersebut dilakukan karena untuk memantau situasi wilayah yang saat itu sedang ramai gerakan Partai Komunis.

Mbah Sarno menyayangkan bahwa dirinya hingga saat ini belum pernah mendapatkan Dana Pensiun meski sudah berjuang memerdekakan Indonesia. Meski demikian, sejak tahun 2014 pernah mengajukan dan mengumpulkan syarat syarat untuk mendapat pensiun.

"Pernah mengajukan dan melengkapi surat surat, entah ada persyaratan yang kurang atau gimana saya sendiri tidak tahu. yang jelas, teman teman saya sudah mendapatkan pensiun tapi tinggal saya sendiri yang belum mendapat Pensiun," keluhnya.

Mbah Sarno berharap agar ia mendapatkan dana Pensiun untuk kehidupannya, karena sudah 15 tahun terakhir dirinya tidak bekerja dan hanya bergantung kepada Keluarga dan lingkungan sekitar.

10 Masyarakat Termiskin

Menurut Lurah Genjahan Agung, seluruh persyaratan telah disesuaikan dengan identitas maupun kelengkapan dari Administrasi Veteran. Bahkan Pengajuannya sudah beberapa kali namun belum ada tindak lanjut hingga tahun 2024 ini.

"Iya memang pernah mengajukan, karena kurang syarat kita lengkapi dan kita kirim lagi kesana.namun hingga sekarang belum juga turun dana pensiun dari pemerintah," kata Agung Lurah Genjahan.

Menurut Agung, Mbah sarno selama ini mendapatkan bantuan sosial dari Pemerintah Kalurahan baik sembako maupun bantuan langsung tunai. Namun demikian, untuk rumah, Pihak Kalurahan tidak dapat membantu RTLH karena Mbah Sarno tidak memiliki lahan sendiri.

Selanjutnya, Agung menyebutkan Mbah Sarno merupakan warganya yang masuk di 10 masyarakat termiskin di wilayah Padukuhan Susukan II, Bahkan, Agung menyebutkan Sarno di peringkat kelima untuk warga paling miskin.

Adapun bantuan dari pemerintah pusat, Agung menyebut bahwa belum pernah ada dari pemerintah pusat. Pihaknya akan mendata ulang apakah Mbah Sarno masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Jika saat ini Mbah Sarno belum masuk ke dalam DTKS, maka kami akan mengusulkan dan menginput agar Mbah Sarno menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH)," kata dia.

sementara itu, Usai Viral, Presiden Repulik Indonesia melalui Staf Khusus Kepresidenan mendatangi lokasi rumah Mbah Sarno. Selain memberikan Bantuan berupa uang tunai dan sembako, juga mendata dan meminta data diri Mbah Sarno yang nantinya akan direkomendasikan kepada pejabat terkait lainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya