Candi Jabung, Bangunan Bercorak Buddha Peninggalan Majapahit

Secara administrasi, Candi Jabung berlokasi di Dusun Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Candi ini terletak di tengah pemukiman warga.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Agu 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 00:00 WIB
Candi Jabung
Foto: Ahmad Ibo/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Probolinggo - Terdapat sebuah candi di Desa Kelayu yang konon merupakan candi Buddha peninggalan Majapahit, yakni Candi Jabung. Bangunan bercorak Buddha yang dianggap suci ini dulunya bernama Sugata Prasista.

Secara administrasi, Candi Jabung berlokasi di Dusun Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Candi ini terletak di tengah pemukiman warga.

Mengutip dari indonesiakaya.com, candi ini menempati lahan seluas lebih dari 20.000 m2 dan berada di ketinggian 8 mdpl. Struktur bangunannya terbuat dari batu bata merah dan sebagian yang lain dari batuan andesit.

Menurut catatan pengelola, Candi Jabung merupakan candi bercorak Buddha peninggalan Kerajaan Majapahit. Batuan yang digunakan untuk membangun candi ini berukuran panjang 35 cm, lebar 25 cm, dengan ketebalan 7 cm. Secara umum, Candi Jabung mempunyai panjang 13,11 meter, lebar 9,85 meter, dan tinggi 15,58 meter.

Serupa dengan berbagai candi yang ditemukan di wilayah Jawa Timur, Candi Jabung dihiasi dominasi relief bentuk bunga teratai. Selain itu, terdapat pintu atau bilik pada badan candi.

Bangunan Candi Jabung mempunyai beberapa bagian, yakni batur candi, kaki, duduk tubuh, tubuh candi, dan atap candi. Bagian batur candi mempunyai ukuran panjang sekitar 13 meter dan di bagian atasnya terdapat selasar dengan relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Bagian kaki candi berbentuk persegi dengan bagian depan yang menjorok keluar. Selain itu, juga terdapat panel-panel yang berbentuk kala (Cakra dan Surya), yaitu simbol-simbol kesenian dari masa Majapahit.

Adapun bagian duduk tubuh candi berada di antara kaki candi tingkat II dan peralihan bentuk dari persegi ke bagian candi yang bulat. Pada bagian ini, terdapat panel-panel dengan relief manusia, rumah, dan pepohonan. Sayangnya, sebagian relief sudah tidak bisa terlihat karena termakan zaman.

 

Cerita Sri Tanjung

Ciri khas lain candi ini juga terlihat di bagian tenggara, yakni terdapat relief cerita Sri Tanjung. Relief itu digambarkan berupa seorang perempuan yang naik di atas punggung seekor ikan.

Sementara itu, bagian tubuh Candi Jabung mempunyai bilik berukuran 2,6 x 2,58 meter dengan tinggi 5,52 meter. Bagian atasnya terdapat batu penutup cangkup berukir, sedangkan di dalamnya terdapat altar yang ditempatkan arca pemujaan.

Terdapat pintu semu yang menjadi lokasi pengunjung untuk melihat ketiga sisi tubuh candi (utara, timur, dan selatan). Masing-masing bingkai pintu tersebut terdapat ragam hias kala berupa kepala naga dan singa.

Mengingat Candi Jabung bercorak Buddha, pada puncak atap candi diperkirakan berbentuk stupa. Namun sisa-sisa atap candi yang tersisa saat ini adalah denah atap berbentuk lingkaran dan terdapat sisa bagian tubuh stupa.

Candi Jabung sempat mengalami beberapa kali pemugaran. Kemudian pada 5 November 1987, Direktorat Jenderal Kebudayaan meresmikan Candi Jabung sebagai cagar budaya yang dilindungi.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya