Liputan6.com, Jakarta Osco Olfriady Letunggamu, ahli Emisi Karbon Indonesia mengatakan, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global dan tuntutan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pembentukan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BP3I-TNK) menjadi langkah strategis.
Dia mengaku sangat optimis pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan penekanan pada pertumbuhan ekonomi hijau dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta tata niaga karbon yang optimal.
Baca Juga
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Advertisement
BP3I-TNK perlu dibentuk untuk mengimplementasikan kebijakan pengendalian emisi dan mengurangi dampak perubahan iklim yang dapat menekan ekonomi.
"Dengan strategi yang terintegrasi dalam pengendalian karbon, BP3I-TNK dapat mengurangi kerentanan terhadap risiko iklim ekstrem, seperti banjir dan kekeringan, yang dapat mengganggu kegiatan ekonomi," kata dia, Selasa (3/9/2024).
Dia menyebutkan, BP3I-TNK berperan sebagai penghubung antara kebijakan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengatur tata niaga karbon dan perdagangan emisi.
"BP3I-TNK memastikan bahwa upaya pengurangan emisi tidak menghambat pertumbuhan ekonomi namun menjadi nilai tambah dan menciptakan peluang baru dalam sektor energi bersih dan teknologi hijau," imbuh dia.
Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran ini yakin melalui insentif dan kebijakan yang dirancang untuk mendukung teknologi ramah lingkungan, BP3I-TNK akan memfasilitasi investasi dalam sektor energi terbarukan, efisiensi energi, dan inovasi hijau.
"Ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Pada implementasinya, BP3I-TNK dapat memanfaatkan teknologi blockchain pada system pengembangan, monitoring dan tata niaga karbon di Indonesia sehingga pasar karbon yang efisien dapat terwujud, transparan dan memberikan insentif bagi sektor swasta untuk berinvestasi pada teknologi rendah karbon," jelas dia.
Dia mlenajutkan, sektor-sektor yang disebutkan di atas akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, berkontribusi langsung pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan mendukung target pertumbuhan ekonomi.
"Potensi Pasar Karbon Internasional sangatlah besar dan terdapat potensi ekonomi yang besar dari pasar karbon melalui perdagangan karbon secara bilateral dan juga melalui mekanisme bursa karbon.Penerapkan standar emisi yang ketat dan dukungan pada praktik bisnis berkelanjutan dapat membantu meningkatkan daya saing ekonomi nasional di pasar global. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi dengan cara yang ramah lingkungan dapat memanfaatkan pasar internasional yang semakin peduli terhadap isu-isu lingkungan," pungkas dia yang baru saja dipercaya menjadi Dewan Pakar oleh Ketua Umum Association of Carbon Emission Experts Indonesia (ACEXI) Lastyo Lukito.
Â
Â