Liputan6.com, Bali - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama Prudence Foundation, berkolaborasi dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), meluncurkan Program Provinsi Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) atau Comprehensive School Safety (CSS) di Bali.
Program ini dimulai sejak April 2024 dan akan berlangsung hingga Agustus 2025, dengan target untuk mengedukasi 100 sekolah di tingkat SMA/SMK/SLB serta 10.000 pelajar terkait mitigasi bencana, baik dari ancaman alam, perubahan iklim, non-alam, sosial, maupun kekerasan.
Program ini juga berfokus pada penguatan kapasitas Sekretariat Bersama (SEKBER) SPAB Bali, pengembangan indikator provinsi model SPAB untuk direplikasi oleh provinsi lain, serta peningkatan peran kaum muda dalam implementasi dan pemantauan SPAB.
Advertisement
Selain itu, telah diluncurkan Modul SPAB Komprehensif yang bertujuan untuk membekali sekolah-sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Tangguh, mempersiapkan pelajar dan guru dalam menghadapi berbagai risiko bencana.
Dewi Satriani, Human Resource & Community Investment Officer Prudential Indonesia, menyampaikan sekolah adalah tempat yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
"Kolaborasi ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjadi mitra terpercaya dalam menyediakan solusi perlindungan keuangan dan kesehatan, serta memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial," jelasnya.
Rentan Terhadap Bencana
Menurut data Kemendikbudristek, hingga September 2023, sebanyak 62.000 sekolah dan lebih dari 12 juta siswa di Indonesia terdampak bencana. Meskipun sekolah seharusnya menjadi tempat aman, banyak sekolah justru berada di lingkungan yang rentan terhadap bencana.
Pada tahun 2019, tercatat 52.902 sekolah di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 di wilayah rawan longsor.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang diwakili oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, menjelaskan bahwa Bali merupakan salah satu daerah rawan bencana.
Pada tahun 2023, terjadi sekitar 1.200 bencana yang disebabkan oleh ancaman alam, meningkat 1,79% dari tahun sebelumnya.
"Implementasi SPAB sangat penting untuk mendukung keselamatan pelajar dan guru serta mengurangi risiko kerugian akibat bencana," ujar Rentin.
Jamjam Muzaki, Tenaga Ahli Sekretariat Nasional SPAB Kemendikbudristek, menuturkan bahwa satuan pendidikan di daerah rawan bencana yang mengimplementasikan SPAB masih sangat terbatas. Indeks Risiko Bencana menunjukkan 70% satuan pendidikan berada di daerah rawan bencana, namun hingga akhir 2020, hanya 5% yang mengimplementasikan SPAB.
Jamjam menekankan pentingnya peningkatan kesadaran, alokasi sumber daya yang memadai, serta kolaborasi antara pihak terkait untuk menjadikan implementasi SPAB lebih efektif.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menyatakan, "Sebagai organisasi yang berfokus pada anak dan kaum muda, kami percaya bahwa keterlibatan mereka dalam implementasi SPAB sangat penting. Dari kaum muda ini, nantinya akan lahir inovasi kesiapsiagaan bencana yang dapat diterapkan di sekolah lain di Indonesia dan bahkan di luar negeri.”
Nicole Ngeow, Direktur Prudence Foundation, menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan bahwa partisipasi aktif dari berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana.
"Melalui dukungan terhadap SPAB Komprehensif, kami berharap dapat menciptakan perubahan berkelanjutan dalam mitigasi risiko bencana di sektor pendidikan, sejalan dengan komitmen kami untuk melindungi anak-anak dan kaum muda," ungkap Nicole.
Program ini merupakan kelanjutan kerja sama antara Prudential Indonesia dan Plan Indonesia. Pada periode Oktober 2022 hingga Maret 2024, mereka juga meluncurkan dan mengimplementasikan modul SPAB Komprehensif di Yogyakarta, melibatkan 133 sekolah dan 21.922 peserta yang terdiri dari murid dan tenaga pengajar.
Advertisement