Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Lautan yang luas ini menjadi urat nadi perdagangan, serta jalur strategis yang harus dijaga ketat oleh armada kapal perang yang kuat dan andal.
Namun, di tengah upaya penguatan pertahanan maritim, kualitas kapal perang lokal justru menjadi permasalahan serius yang perlu segera diatasi.
Advertisement
Beberapa tahun terakhir, tren penurunan kualitas kapal perang buatan lokal semakin tampak jelas. Meskipun Indonesia sudah mulai memproduksi kapal perang secara mandiri, kenyataannya, beberapa galangan kapal lokal belum mampu menghasilkan kapal perang dengan standar internasional.
Banyak kapal yang dihasilkan justru tidak memenuhi syarat sebagai kapal kombatan yang tangguh. Alih-alih menjadi kekuatan pertahanan yang bisa diandalkan, kapal-kapal tersebut hanya menjadi ‘macan ompong’ di lautan—terlihat gagah di permukaan, tetapi lemah saat berhadapan dengan ancaman nyata.
Masalah ini bukan sekadar kesalahan teknis, tetapi lebih kepada ketidakmampuan beberapa galangan lokal untuk menangani kompleksitas pembangunan kapal perang yang sebenarnya.
Membuat kapal perang berbeda jauh dengan membuat kapal niaga biasa. Kapal perang memerlukan ketepatan desain yang tinggi, daya tahan struktur yang kuat, serta kemampuan untuk mengintegrasikan sistem senjata canggih.
Sayangnya, galangan kapal yang tidak memiliki pengalaman dan kompetensi memadai sering kali menghasilkan kapal yang hanya kuat di atas kertas tetapi lemah di medan tempur.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya kapabilitas teknologi. Beberapa galangan lokal masih beroperasi dengan teknologi dan metode produksi yang usang, tanpa dukungan peralatan modern yang mampu menjamin stabilitas dan daya tahan kapal.
Ini berdampak pada hasil akhir berupa kapal yang tidak stabil, manuver yang lemah, serta daya tahan yang rendah. Padahal, stabilitas platform kapal sangat penting untuk memastikan efektivitas penggunaan sistem persenjataan yang ada.
Masalah lainnya adalah kurangnya pengawasan kualitas. Dalam beberapa kasus, tekanan mengejar target produksi menyebabkan banyak galangan fokus pada penyelesaian proyek sesuai tenggat waktu, tanpa memperhatikan kualitas teknis kapal.
Akibatnya, kapal yang dihasilkan sering kali tidak layak beroperasi dalam kondisi tempur yang berat. Ini bukan hanya membahayakan keselamatan awak kapal, tetapi juga merusak reputasi industri pertahanan nasional.
Dampaknya Terhadap Pertahanan Negara
Kapal perang berkualitas rendah memiliki implikasi serius terhadap kemampuan pertahanan Indonesia. Kapal yang tidak memenuhi standar tidak akan mampu menjalankan tugas utamanya: melindungi wilayah laut dari ancaman eksternal.
Ketika kapal tersebut mengalami kegagalan teknis di medan tempur, ini tidak hanya mengurangi efektivitas tempur, tetapi juga membahayakan keselamatan para prajurit di dalamnya.
Lebih parah lagi, kapal berkualitas rendah seringkali membutuhkan perawatan intensif dan perbaikan berulang, yang pada akhirnya menambah biaya operasional.
Padahal, anggaran yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ini seharusnya bisa digunakan memodernisasi kapal perang lainnya atau pengembangan alutsista baru.
Â
Solusi Meningkatkan Kualitas Kapal Perang Lokal
Agar kapal perang lokal tidak menjadi ‘macan ompong’ di lautan, ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan:
1. Meningkatkan Kapasitas Teknologi Galangan Kapal
Galangan kapal lokal perlu berinvestasi dalam teknologi produksi modern, termasuk teknologi perancangan kapal, teknik manufaktur canggih, serta peralatan uji coba yang memadai. Investasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas kapal yang dihasilkan, tetapi juga mempercepat proses produksi dengan hasil yang lebih baik.
2. Seleksi Ketat untuk Proyek Strategis
Pemerintah harus lebih selektif dalam memilih galangan kapal yang akan diberi kepercayaan mengerjakan proyek strategis seperti pembangunan kapal perang. Hanya galangan yang memiliki rekam jejak yang terbukti dan memenuhi standar internasional yang seharusnya dilibatkan dalam proyek-proyek besar ini.
3. Kerjasama dan Transfer Teknologi
Kerjasama dengan galangan kapal internasional yang berpengalaman harus diperkuat. Transfer teknologi dan pengetahuan dapat membantu galangan kapal lokal untuk mempelajari metode produksi dan teknik integrasi sistem senjata yang lebih canggih.
Ini akan mempercepat proses pengembangan kapabilitas lokal sehingga galangan Indonesia bisa menghasilkan kapal yang sesuai dengan standar internasional.
4. Pengawasan dan Evaluasi Ketat
Setiap proyek pembangunan kapal perang harus melalui proses evaluasi ketat dan berkesinambungan, dari tahap desain hingga produksi. Pengawasan kualitas oleh tim independen perlu diterapkan untuk memastikan bahwa standar yang ditetapkan sejak awal benar-benar diimplementasikan.
5. Penerapan Konsep Defence Technology Integrative Capability (DTIC)
Konsep DTIC yang menggabungkan kemampuan menyerap teknologi, inovasi organisasi, dan manajemen teknologi dapat diterapkan membangun kapabilitas teknologi yang kuat di galangan kapal lokal. Dengan pendekatan ini, galangan lokal akan mampu tidak hanya memproduksi kapal perang berkualitas tinggi, tetapi juga memanfaatkan teknologi canggih secara mandiri.
Membangun Kapal Perang yang Layak Disebut Kombatan
Mempertahankan kualitas kapal perang lokal bukan hanya soal menjaga reputasi industri pertahanan, tetapi juga soal mempertahankan kedaulatan maritim Indonesia.
Tanpa langkah konkret, kapal-kapal perang buatan dalam negeri hanya akan menjadi simbol kosong dari kekuatan maritim yang tidak nyata.
Ini adalah sebuah ironi yang sangat berbahaya bagi visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Oleh karena itu, membangun kapal perang yang benar-benar layak disebut kapal kombatan adalah keharusan. Kapal perang harus mampu menjalankan semua fungsinya—mulai dari pertahanan, patroli, hingga pertempuran—dengan keandalan dan stabilitas yang optimal.
Tanpa kualitas yang terjamin, kapal-kapal perang kita hanya akan menjadi beban bagi armada laut, bukan kekuatan yang siap melindungi kedaulatan Indonesia.
Kesimpulan
Mencegah kapal perang lokal menjadi ‘macan ompong’ bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan di industri pertahanan.
Dengan investasi yang tepat, pengawasan ketat, serta penerapan standar yang konsisten, Indonesia dapat memastikan bahwa setiap kapal perang yang diproduksi mampu berdiri sejajar dengan kapal perang terbaik di dunia. H
anya dengan cara ini, Indonesia dapat menjaga kekuatan maritimnya dan memastikan kedaulatan di lautan Nusantara tetap terjaga.
Oleh: Dr. Ir. I G.B. Kurniawan Ranuh, MSc.
Advertisement