Dulu Berjaya, Ini 4 Usaha yang Sekarang Nyaris Musnah Bahkan Sudah Punah

Kemunculan teknologi baru seperti smartphone dan internet berkecepatan tinggi telah mengubah perilaku konsumen. Masyarakat semakin terbiasa melakukan segala sesuatu secara digital, mulai dari berkomunikasi, mengakses informasi, hingga membeli produk.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Des 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 01:00 WIB
[Bintang] Fakta Abraham Samad yang Belum Kamu Tahu
Pernah punya usaha warung telepon (wartel) (Via: antarafoto.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Perubahan zaman membawa dampak besar terhadap lanskap bisnis. Usaha-usaha yang dulunya menjadi primadona, seperti warung telekomunikasi, toko kaset, dan warnet, kini harus berjuang untuk bertahan hidup.

Kemunculan teknologi baru seperti smartphone dan internet berkecepatan tinggi telah mengubah perilaku konsumen. Masyarakat semakin terbiasa melakukan segala sesuatu secara digital, mulai dari berkomunikasi, mengakses informasi, hingga membeli produk.

Akibatnya, bisnis-bisnis tradisional yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini pun perlahan-lahan ditinggalkan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah empat usaha yang dulu berjaya namun sekarang sepi peminat:

1. Wartel

Wartel, atau Warung Telepon, merupakan sebuah fenomena sosial teknologi yang pernah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia sebelum era smartphone. Pada masanya, Wartel memiliki peran sentral dalam komunikasi jarak jauh, menyediakan akses telepon bagi masyarakat yang belum mampu memiliki telepon pribadi.

Pada masa kejayaannya, Wartel menjadi solusi utama bagi masyarakat untuk melakukan komunikasi jarak jauh dengan biaya yang relatif terjangkau. Selain untuk panggilan telepon, wartel juga memiliki fungsi tambahan seperti mengirim faksimili atau teleks, yang pada saat itu merupakan teknologi komunikasi tercanggih.

Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi, khususnya munculnya telepon genggam, wartel perlahan kehilangan relevansinya. Telepon seluler memungkinkan masyarakat untuk melakukan panggilan jarak jauh dengan lebih mudah, murah, dan praktis.

2. Penjual Kaset VCD dan DVD

Penjual Kaset, VCD, dan DVD merupakan bagian penting dari industri hiburan yang pernah mendominasi pasar sebelum era digital. Pada masa kejayaannya, toko-toko yang menjual media rekam ini bukan sekadar tempat jual beli, melainkan pusat budaya dan sosialisasi bagi para penggemar musik dan film.

Sebelum hadirnya layanan streaming, kaset, VCD, dan DVD menjadi satu-satunya cara masyarakat menikmati musik dan film di luar bioskop atau konser langsung. Toko-toko kaset menjadi semacam ruang komunal di mana para pecinta musik dapat berbagi informasi, menemukan album langka, dan mengeksplorasi berbagai genre musik.

Akan tetapi, revolusi digital telah mengubah lanskap industri hiburan secara drastis. Munculnya platform streaming seperti Spotify untuk musik, YouTube, dan Netflix untuk video, telah merevolusi cara masyarakat mengonsumsi konten.

Kemudahan akses, variasi konten yang melimpah, dan kualitas suara. Bahkan gambar yang jauh lebih baik membuat media fisik seperti kaset, VCD, dan DVD kehilangan daya tariknya.

3. Telepon Umum Koin

Telepon Umum Koin pernah menjadi infrastruktur komunikasi yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat sebelum era telepon genggam. Pada masa kejayaannya, telepon umum merupakan satu-satunya sarana komunikasi bagi mereka yang tidak memiliki telepon pribadi atau sedang berada di luar rumah.

Di setiap sudut kota, dari stasiun, terminal, hingga ruang publik lainnya, telepon umum berdiri sebagai jendela komunikasi. Masyarakat menggunakan koin untuk terhubung dengan keluarga, melakukan panggilan darurat, atau sekadar berkoordinasi saat bepergian.

Akan tetapi, dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan melimpahnya kepemilikan telepon genggam, eksistensi telepon umum koin perlahan terkikis. Kemudahan, fleksibilitas, dan teknologi canggih telepon genggam membuat telepon umum koin kehilangan fungsi utamanya.

4. Warnet

Warnet (Warung Internet) merupakan fenomena digital yang pernah menjadi pusat aktivitas online masyarakat sebelum era smartphone dan internet pribadi. Pada masa kejayaannya, warnet lebih dari sekadar tempat mengakses internet, ia adalah ruang sosial digital di mana generasi muda berkumpul, bermain game online, berkomunikasi melalui chatting, dan menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan komputer.

Sebelum kepemilikan internet pribadi meluas, warnet menjadi satu-satunya alternatif bagi masyarakat untuk terhubung dengan dunia maya. Para pelajar menggunakannya untuk mengerjakan tugas sekolah, pencari kerja mencetak CV, dan para gamers berkompetisi di game online seperti Counter Strike dan Ragnarok.

Akan tetapi, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap digital secara fundamental. Smartphone, paket data murah, dan internet rumah yang terjangkau membuat warnet kehilangan fungsi utamanya.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya