Gunung Semeru Alami Enam Kali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada

Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, mengalami enam kali erupsi pada Selasa pagi sejak pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 14 Jan 2025, 12:38 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 12:38 WIB
Gunung Semeru kembali erupsi sebanyak enam kali (Istimewa)
Gunung Semeru kembali erupsi sebanyak enam kali (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, mengalami enam kali erupsi pada Selasa pagi sejak pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB. Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.42 WIB dengan visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 159 detik.

Dua jam kemudian, tepatnya pukul 02.10 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi dengan visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 145 detik. Erupsi ketiga terjadi pada pukul 04.19 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 135 detik. “Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 06.58 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 mdpl,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian Selasa (14/1/2025).

Kolom abu vulkanik Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 20 mm dan durasi 98 detik. Kemudian, erupsi kelima terjadi pada pukul 07.54 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.

Selanjutnya, kembali erupsi pada pukul 09.50 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 21mm dan durasi 113 detik.

Semeru Masih Berstatus Waspada

Sigit mengatakan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. "Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Infografis Riwayat Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Riwayat Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya