Berlawanan dengan Bursa Asia dan Global, IHSG Dibuka Melemah

Sebanyak 60 saham melemah, sehingga menekan IHSG. Sedangkan 48 saham menghijau dan 53 saham lainnya diam di tempat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Okt 2015, 09:17 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 09:17 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan IHSG ini berlawanan arah dengan bursa saham Asia dan global yang justru menguat karena sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS).

Pada pembukaan perdagangan saham, Kamis(28/10/2015), pukul 09.00, IHSG melemah 35,27 poin atau 0,77 persen ke level 4.575,80. Indeks saham LQ45 merosot 1,05 persen ke level 787,65.Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 60 saham melemah, sehingga menekan IHSG. Sedangkan 48 saham menghijau dan 53 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.605,76 dan terendah 4.572,74. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.213 kali dengan volume perdagangan saham 222,41 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 264,94 miliar.

Secara sektoral, dari sepuluh sektor saham pembentuk IHSG hanya ada satu sektor yang bergerak di zona hijau, yaitu sektor pertambangan yang menguat 0,14 persen.

Sedangkan sektor-sektor yang melemah antara lain sektor saham industri dasar turun 1,38 persen, diikuti sektor saham aneka industri susut 1,33 persen, dan sektor saham perdagangan merosot 1,02 persen.

Baca Juga

Investor asing melakukan aksi jual di awal sesi. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 81 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 81 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham MKNT naik 13,21 persen ke level Rp 610 per saham, saham AMRT menguat 7,48 persen ke level Rp 575 per saham, dan saham KIAS menanjak 9,26 persen ke level Rp 118 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham SIAP turun 9,80 persen ke level Rp 138 per saham, saham MYTX susut 9,09 persen ke level Rp 60 per saham, dan saham BACA melemah 6,83 persen ke level Rp 150 per saham.

Gerak IHSG ini berlawanan arah dengan Bursa Asia dan Global. Indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat tipis 0,1 persen menjadi 135,33 pada pukul 09.04 waktu Tokyo. Indeks saham acuan regional ini telah naik 9,3 persen sepanjang Oktober. Penguatan indeks saham ini terbaik sejak Mei 2009.

Sedangkan pada penutupan perdagangan semalam, Dow Jones Industrial Averange naik 198,09 poin atau 1,13 persen menjadi 17.779,52. S&P 500 juta menguat 24,46 poin atau 1,18 persen me level 2.090,35. Sedangkan Nasdaq Composite juga tumbuh 65,55 poin atau 1,3 persen ke level 5.095,69.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, aksi ambil untung kembali berlanjut pada perdagangan kemarin. Pemodal asing tercatat melakukan penjualan bersih hingga Rp373 miliar.

Hampir seluruh saham sektoral tertekan terutama saham-saham unggulan yang bergerak di sektor perbankan, otomotif, properti, dan infrastruktur. IHSG kemarin ditutup terkoreksi 1,4 persen atau 65,318 poin di 4608,740.

Pada perdagangan hari ini, pergerakan posiif di bursa global diharapkan bisa memicu kembali aksi beli pasar setelah IHSG koreksi dalam dua hari perdagangan sebelumnya.

Kenaikan harga minyak mentah diperkirakan akan memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga saham berbasiskan komoditas energi seperti batubara. 

"Sedangkan dari domestik, pasar akan digerakkan dengan sejumlah rilis laba kuartal tiga emiten," jelasnya. IHSG diperkirakan bergerak dengan kisaran 4585 hingga 4650 berpeluang rebound. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya