IHSG Turun Tipis Kena Sentimen Bursa Regional

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,4 poin ke level 4.814,39 pada Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jun 2016, 16:20 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 16:20 WIB
20151112--Investor-Summit-2015-Jakarta-AY
Pekerja saat menjaga stan di pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Namun, IHSG belum mampu berbalik arah hingga akhirnya ditutup di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (16/6/2016), IHSG turun tipis 0,4 poin atau 0,01 persen ke level 4.814,39. Indeks saham LQ45 naik 0,03 persen ke level 820,41. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 100 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 167 saham turun sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 106 saham diam di tempat.

IHSG pun sempat berada di level tertinggi 4.829,45 dan terendah 4.801,87. Total frekuensi perdagangan saham tercatat 221.172 kali dengan volume perdagangan saham 5,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,5 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur mencatatkan kenaikan terbesar mencapai 0,93 persen. Sementara itu, sektor saham aneka industri susut 1,82 persen, dan membukukan pelemahan terbesar. Sektor saham perkebunan tergelincir 0,85 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,82 persen.

Investor asing melakukan aksi jual dan beli masing-masing Rp 1,4 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli dan bersih masing-masing sekitar Rp 2,4 triliun.

Saham-saham yang mencatatkan keuntungan terbesar antara lain saham SHIP naik 70 persen ke level Rp 238 per saham, saham NIKL mendaki 22,50 persen ke level Rp 392 per saham, dan saham INAP menanjak 4,62 persen ke level Rp 1.360 per saham.

Sementara itu, saham-saham tertekan antara lain saham BIKA turun 10 persen ke level Rp 675 per saham, saham BEKS susut 9,09 persen ke level Rp 70 per saham, dan saham BUMI melemah 7,14 persen ke level Rp 78 per saham.

Seluruh indeks saham acuan pun tertekan di bursa Asia. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,1 persen ke level 20.038,42. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,86 persen ke level 1.951,99. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 3,05 persen ke level 15.434,14.

Indeks saham Shanghai susut 0,50 persen ke level 2.872,82. Indeks saham Singapura melemah 0,80 persen ke level 2.751,95l. Indeks saham Taiwan melemah 1,3 persen ke level 8.494.Dolar Amerika Serikat (AS) pun berada di kisaran Rp 13.366.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, pelaku pasar kini menanti hasil pertemuan rapat dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Di sisi lain, sentimen bank sentral AS atau the Federal Reserves sudah jelas lantaran suku bunga tetap dipertahankan.

William menambahkan, isu Brexit atau jika Inggris keluar dari Uni Eropa dalam referendum pada 23 Juni juga tidak akan terlalu berdampak ke pasar modal. "Tekanan terjadi lantaran harga komoditas terutama minyak yang cenderung tertekan," kata William. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya