Saham Sektor Teknologi Dorong Penguatan Wall Street

Sektor teknologi dalam indeks S&P 500 mampu menguat 1,15 persen yang didukung oleh kenaikan saham Microsoft, Facebook dan Amazon.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Sep 2016, 04:35 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 04:35 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Saham-saham di sektor teknologi termasuk Amazon memimpin penguatan Wall Street.

Mengutip Reuters, Rabu (28/9/2016), Dow Jones Industrial Average naik 0,74 persen dan berakhir pada level 18.228,3. S&P 500 naik 0,64 persen menjadi 2.159,93. Nasdaq Composite melonjak 0,92 persen menjadi 5.305,71.

Sektor teknologi dalam indeks S&P 500 mampu menguat 1,15 persen yang didukung oleh kenaikan saham Microsoft yang menguat 1,85 persen dan saham Facebook yang naik 1,08 persen. Tak berbeda jauh, saham Amazon juga melonjak 2,12 persen.

Selain itu, kemenangan sementara kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clonton dalam debat calon presiden pertama pada Senin kemarin juga memberikan dukungan kepada penguatan Wall Street.

Dalam rencana, calon presiden AS akan melangsungkan debat sebanyak tiga kali. Pada debat pertama kemarin, beberapa jajak pendapat menempatkan Hillary di atas Donald Trump. Dalam debat berikutnya, Trump berjanji akan membalas kekalahan di debat pertama kemarin.

Proses pemilihan umum di AS sendiri akan berlangsung pada November nanti. Dengan sisa 6 minggu menuju hari pemilihan, beberapa sektor saham di Wall Street Bakal bergejolak.

"Beberapa investor melihat, belum tahu apakah hal tersebut benar atau salah, perekonomian termasuk pasar modal bawah Hillary Clinton bakal lebih aman atau akan mengurangi ketidakpastian," jelas analis Commonwealth Financial, Waltham, Massachusetts, AS, Brad McMillan.

"Saham-saham di sektor konsumsi sepertinya agak sedikit sulit untuk bergerak positif dalam satu hingga dua bulan ini," jelas analis Alpine Funds, New York, AS, Mark Spellman. Oleh karena itu kemungkinan besar saham konsumsi akan membebani gerak Wall Street. (Gdn/Ndw)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya